Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Keluarga Korban Letusan Gunung dan Tsunami di Tonga: “Kami Putus Asa”

Keluarga Korban Letusan Gunung dan Tsunami di Tonga: “Kami Putus Asa”



Berita Baru, Internasional – Orang-orang Tonga yang tinggal di luar negeri menanti dengan cemas kabar tentang keluarga dan orang-orang terkasih setelah letusan gunung berapi memicu tsunami di negara.

Gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Haʻapai meletus pada hari Sabtu, sekitar 65km (40 mil) utara ibu kota Nuku’alofa.

Seperti dilansir dari BBC, letusan yang terdengar hingga AS itu menyebabkan gelombang tsunami setinggi lebih dari satu meter yang menerjang Tonga.

Hingga kini, belum ada laporan korban jiwa akibat komunikasi terputus, sehingga sulit untuk menentukan skala kehancuran bencana tersebut.

Lebih dari 10.000 km jauhnya, dua orang tenggelam di pantai di Peru utara di tengah gelombang tinggi yang tidak normal.

Baik Selandia Baru maupun Australia mengirim penerbangan pengintai untuk mencari tahu lebih lanjut efek dari letusan tersebut. Selandia Baru mengatakan telah terjadi “kerusakan signifikan” di sepanjang pantai barat Tongatapu, pulau utama Tonga.

Petilise Tuima mengatakan kepada Sydney Morning Herald bahwa terakhir kali dia berbicara dengan keluarganya adalah pada Sabtu sore ketika mereka melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi.

“Semua orang berusaha menelepon keluarga di Tonga, hanya untuk mengetahui apakah ada yang mengangkat atau mendengar suara kami. Kami putus asa,” katanya.

“Resor Pantai Ha’atafu di Tongatapu benar-benar musnah dan seluruh garis pantai barat hancur total”, menurut sebuah posting di halaman Facebook resor yang ditulis oleh kontak di luar negeri.

Postingan itu juga mengatakan bahwa mereka yang tinggal di Tonga hanya berhasil menyelamatkan diri dengan berlari melalui semak-semak dan tidak dapat menyelamatkan apa pun.

Koresponden Pasifik untuk Televisi Selandia Baru, Barbara Dreaver, menulis di Facebook bahwa diperlukan setidaknya dua minggu agar telepon internasional dan internet berfungsi kembali, karena kerusakan yang ditimbulkan pada kabel bawah laut cukup parah.

Palang Merah mengatakan bahkan telepon satelit, yang digunakan oleh banyak lembaga bantuan, memiliki layanan yang buruk karena efek awan abu. Organisasi tersebut memperkirakan bahwa hingga 80.000 orang mungkin terkena dampak tsunami.

Debu dari gunung berapi dapat mencemari persediaan air, dengan penduduk setempat disarankan untuk minum air kemasan dan memakai masker.

Beberapa pejabat telah menyampaikan keprihatinannya atas upaya bantuan yang mengakibatkan penyebaran Covid di negara itu, yang baru mencatat kasus pertamanya pada Oktober.

“Kami tidak ingin membawa gelombang lain – tsunami Covid-19,” kata wakil kepala misi Tonga di Australia, Curtis Tu’ihalangingie, kepada Reuters.

Tonga terdiri dari 170 pulau yang tersebar di sekitar 700.000 km persegi. Sekitar 100.000 orang tinggal di Tonga, sebagian besar di Pulau Tongatapu.