Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Susunan teleskop radio ALMA telah menunjukkan usia kosmik yang tepat dari galaksi jauh yang diidentifikasi JWST, GHZ2/GLASS-z12, pada 367 juta tahun setelah Big Bang. Foto: NASA / ESA / CSA / T. Treu, UCLA / NAOJ / T. Bakx, Nagoya U.
Susunan teleskop radio ALMA telah menunjukkan usia kosmik yang tepat dari galaksi jauh yang diidentifikasi JWST, GHZ2/GLASS-z12, pada 367 juta tahun setelah Big Bang. Foto: NASA / ESA / CSA / T. Treu, UCLA / NAOJ / T. Bakx, Nagoya U.

Astronom Konfirmasi Deteksi Galaksi Tertua yang Pernah Diamati, Hanya Ratusan Tahun Sebelum Big Bang



Berita Baru – Para astronom konfirmasi deteksi galaksi tertua yang pernah diamati yang jaraknya hampir 13,5 miliar tahun cahaya, hanya ratusan tahun sebelum Big Bang.

Galaksi itu diberi nama GHZ2/GLASS-z12, yang pertama kali terlihat pada bulan Juli 2022, tak lama setelah superteleskop James Webb Space Telescope (JWST) diaktifkan.

Dengan menggunakan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA), para astronom dapat menentukan umur galaksi hanya 367 juta tahun sebelum big bang.

Setelah mendeteksi galaksi itu, para astronom menerbitkan penemuannya dalam sebuah jurnal pada bulan November.

Tetapi, para astronomer dan ilmuan masih ingin mengkonfirmasi hasilnya menggunakan instrumen lain.

ALMA mengarahkan 66 antena sepanjang 12 meter ke galaksi dan menemukan garis emisi oksigen di dekatnya. Analisis tindak lanjut mengonfirmasi bahwa itu terkait dengan GHZ2/GLASS-z12.

Para astronom sedang mencari pancaran karena ketika cahaya melewati oksigen, ia dipancarkan kembali pada rentang panjang gelombang tertentu.

Oksigen juga tercipta relatif cepat dibandingkan dengan kebanyakan unsur lain, sehingga sering digunakan untuk menyelidiki galaksi yang jauh.

“Kami melakukan tes terperinci pada pengamatan untuk memastikan bahwa ini benar-benar deteksi yang kuat, dan sangat sulit untuk dijelaskan melalui interpretasi lain,” kata Tom Bakx, seorang astronom di Universitas Nagoya di Jepang dan salah satu pemimpin tim di National Astronomical Observatorium Jepang, dikutip dari Science News.

Variasi kecil di mana galaksi tampak dan emisi oksigen menunjukkan bahwa ledakan besar ketika galaksi terbentuk mungkin telah mendorong oksigen keluar ke ruang intergalaksi.

Sementara ruang intergalaksi sebagian besar dianggap kosong, dengan kurang dari satu atom materi per meter persegi, bentangan luas antar galaksi berarti materi antar galaksi membentuk sekitar 50 hingga 80% dari semua materi biasa di alam semesta.

Tim dapat menggunakan pengujian mereka untuk berteori bahwa galaksi membentuk unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium relatif lebih awal.

Hidrogen dan helium adalah unsur paling melimpah di alam semesta dan menyusun sebagian besar sebelum bintang terbentuk dan mulai menciptakan unsur baru dengan menghancurkan atom bersama di intinya. Diyakini bahwa unsur-unsur itu tetap terkunci di dalam bintang sampai bintang pertama meledak, memungkinkan mereka menyebar ke seluruh alam semesta.

Bahwa galaksi awal seperti GHZ2/GLASS-z22 memiliki oksigen di awal pembentukan alam semesta memberikan petunjuk tentang garis waktu bintang pertama, yang masih belum diamati secara langsung.

Big Bang, yang diteorikan sebagai permulaan alam semesta, diperkirakan terjadi sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu.

Jika benar, berarti GHZ2-GLASS-z12 terbentuk pada hari-hari awalnya, hanya ratusan juta tahun setelah big bang terjadi.

“Pengamatan ALMA yang dalam ini memberikan bukti kuat tentang keberadaan galaksi dalam beberapa ratus juta tahun pertama setelah big bang, dan mengkonfirmasi hasil yang mengejutkan dari pengamatan Webb,” kata Jorge Zavala, wakil pemimpin Bakx di National Astronomical Observatory of Japan , dikatakan.

“Gabungan kekuatan Webb dan susunan teleskop radio ALMA memberi kita kepercayaan diri untuk mendorong cakrawala kosmik kita semakin dekat ke fajar alam semesta,” tambahnya.