Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

APBN 2024, Pemerintah Fokus Turunkan Kemiskinan dan Stunting
Menkeu Sri Mulyani memberikan keterangan pers terkait hasil rapat terbatas, di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (21/2). (Foto: Tangkap Layar)

APBN 2024, Pemerintah Fokus Turunkan Kemiskinan dan Stunting



Berita Baru, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa APBN 2024, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan difokuskan pada program-program prioritas untuk menurunkan angka kemiskinan dan stunting. 

“Penurunan kemiskinan ekstrem mencapai 0% akan diupayakan pada tahun 2024 dan ini berarti keseluruhan total kemiskinan akan menurun,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam keterangan pers usai Rapat Terbatas mengenai Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) untuk RAPBN tahun 2024 di Kantor Presiden, Senin (20/02).

Selain itu, pemerintah juga meningkatkan alokasi anggaran dalam rangka penurunan stunting menuju 3%. “Ini berarti perlu upaya effort tambahan yang keras dan alokasi anggaran yang disediakan untuk tahun ini dan tahun depan”, ujar Menkeu.

“Jadi dua hal ini kemiskinan ekstrem yang tahun depan harus 0 persen, kemudian kemiskinan ‘headline’ di 6,5 hingga 7,5 persen sedangkan untuk stunting diharapkan turun ke 3,8 persen,” sambung Sri Mulyani.

Menurut Menkeu, prioritas kedua program ini tentunya berimplikasi pada anggaran yang harus disediakan tahun ini dan tahun depan. Oleh karena itu, pemerintah juga menggenjot investasi dapat meningkat secara signifikan, melalui perubahan regulasi yang sudah dicapai.

Adapun regulasi tersebut antara lain pelaksanaan UU Cipta Kerja, UU P2SK, UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan dan UU hubungan keuangan pusat dan daerah. Pemerintah juga akan menggunakan insentif fiskal dalam bentuk tax holiday, super deduction tax untuk litbang, vokasi.

Fasilitas pajak tax allowance juga diberikan dalam rangka mendukung transformasi industri, terutama yang berbasis SDA bertujuan memperkuat industri otomotif yang berbasis elektrik dan baterai.

“Ini berarti perlu upaya effort tambahan yang keras dan alokasi anggaran yang disediakan untuk tahun ini dan tahun depan”, ujar Menkeu.