Anak Terdampak Karhutla, KPAI Bereaksi
Berita Baru, Jakarta – Kabut asap akibat Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi disejumlah wilayah di indonesia berdampak buruk pada kondisi kesehatan masyarakat.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendorong pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk bersinergi bahu membahu mengatasi Karhutla dan segala dampak kerugian yang dirasakan, terutama bagi kelompok rentan, seperti ibu hamil, bayi, anak-anak usia balita dan juga anak-anak SD hingga SMA/sederajat. Rata-rata mengalami masalah sesak napas, sakit tenggorakkan, batuk berkepanjangan, demam, dan iritasi mata.
“Pemerintah harus menyadari bahwa kebakaran hutan adalah bahaya tahunan, sehingga harus membangun kesiapsiagaan bencana kebakaran hutan”. Kata Komisioner KPAI Bidang Sosial dan Anak dalam Situasi Darurat, Susianah Affandi melalui keterangan tertulisnya, Minggu malam (16/9).
Agar proses belajar mengajar tidak terhenti kata susi, sekolah harus menyiapkan strategi pembelajaran berbasis online atau menggunakan aplikasi diinternet, agar seluruh peserta didik di wilayah bencana asap tetap dapat mengikuti pembelajaran tanpa harus keluar rumah.
Para walikelas dan siswa dapat membentuk grup per kelas, tugas-tugas dari para guru bidang studi dapat dikirimkan melalui grup WhatsApp (WA). Bagi yang tidak paham tugas tersebut, dapat berdiskusi dengan gurunya secara langsung (japri_red.).
“Tugas-tugas tersebut dapat dikumpulkan saat masuk sekolah kembali. Tugas juga bisa dikirim melalui email si guru, sehingga para guru juga bisa tetap bekerja di rumahnya mengkoreksi tugas para siswanya. Dengan demikian, proses pembelajaran tidak berhenti”. Ujar Susi.