Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Akankah Covid-19 Bermutasi Menjadi Virus yang Lebih Berbahaya?

Akankah Covid-19 Bermutasi Menjadi Virus yang Lebih Berbahaya?



Berita Baru, Internasional – Virus Corona telah menyebar ke ke seluruh dunia dengan menginfeksi jutaan orang dan ratusan ribu meninggal karenanya. Terdapat kekhawatiran bahwa virus itu akan bermutasi menjadi bentuk yang lebih mudah menular, lebih berbahaya atau bahkan  keduanya, yang berpotensi membuat krisis kesehatan global semakin parah. Apa yang kita ketahui tentang cara virus berevolusi?

Apakah virus bermutasi?

Semua virus bermutasi tidak terkecuali Sars-Cov-2 yang menyebabkan Covid-19. tidak terkecuali. Mutasi muncul ketika virus mereplikasi di dalam sel dan kesalahan dibuat dalam menyalin kode genetiknya. Tidak seperti manusia, yang gen-gennya ditulis dalam DNA beruntai ganda, gen coronavirus dilakukan dengan RNA beruntai tunggal.

Seberapa cepat virus bermutasi?

Para ilmuwan telah menganalisis sekitar 13.000 sampel di Inggris sejak pertengahan Maret dan menemukan bahwa mutasi baru muncul kira-kira dua kali sebulan. Tingkat mutasi penting dihitung karena semakin cepat virus bermutasi, semakin cepat ia mengubah cara kerja. Virus yang berkembang cepat bisa jadi sulit dikendalikan dengan vaksin karena bagian-bagian dari virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh mungkin telah berubah. Seperti influenza musiman, ia bermutasi begitu cepat sehingga kita membutuhkan vaksin yang berbeda setiap tahun.

Bagaimana variasi cornavirus di seluruh dunia?

Kode genetik dari coronavirus di seluruh dunia menunjukkan bahwa ia terbagi menjadi beberapa kelompok saat menyebar. Tidak ada yang aneh tentang ini. Para peneliti di Jerman mengidentifikasi tiga kelompok genetik utama virus pada bulan April, yang mereka beri nama A, B dan C. Kelompok A dan C sebagian besar ditemukan di Eropa dan Amerika, sedangkan kelompok B paling umum di Asia Timur. Tetapi ada kelompok yang lebih kecil juga, yang dapat digunakan para ilmuwan untuk melacak infeksi sumber asal mereka dan akhirnya kembali ke daerah Wuhan atau Italia utara.

Mutasi terjadi secara kebetulan sepanjang waktu. Sebagian besar memiliki efek yang kecil, dan beberapa menghambat virus. Tetapi seiring waktu mutasi tunggal atau ganda berpotensi menumpuk dan menyebar dengan lebih mudah. Mutasi juga dapat membuat virus lebih berbahaya, misalnya dengan membuatnya lebih efisien dalam menginfeksi sel.

Sejumlah mutasi telah menarik perhatian para ilmuwan. Para peneliti di London School of Hygiene dan Tropical Medicine mempelajari lebih dari 5.000 genona virus corona dari seluruh dunia dan menemukan beberapa mutasi yang mungkin menjadi bukti virus beradaptasi dengan manusia. Dua mutasi berada dalam protein “lonjakan” yang digunakan virus untuk menyerang sel.

Mutasi lonjakan jarang terjadi saat ini, tetapi Martin Hibberd, seorang profesor penyakit menular dan seorang penulis senior pada penelitian ini mengatakan, kemunculan mereka menyoroti perlunya pengawasan global terhadap virus. Itu akan mengungkapkan apakah mutasi baru membantu penyebarannya dan apakah vaksin perlu dirancang ulang.

Dalam studi lain, para ilmuwan di Universitas Sheffield dan Laboratorium Nasional Los Alamos di New Mexico menemukan mutasi serupa pada protein lonjakan yang diklaim dapat membantu penyebaran infeksi. Sementara itu, ilmuwan lain menilai bahwa masih terlalu dini untuk mengetahui apakah ada mutasi yang membantu virus berkembang.

Prof Nick Loman di University of Birmingham mengatakan bahwa semua coronavirus sangat mirip dan bahwa virus dengan mutasi tertentu dapat meningkat di berbagai daerah karena berbagai alasan.