Radio Antar-Penduduk Jadi Tumpuan Komunikasi dalam Proses Evakuasi Warga Terdampak Erupsi Semeru
Berita Baru, Lumajang – Organisasi komunitas Radio Antar-Penduduk Indonesia (RAPI) Kabupaten Lumajang, berperan penting dalam kelancaran proses evakuasi korban erupsi Gunung Semeru dengan menggunakan komunikasi handy takly (HT).
“Informasi yang disampaikan oleh anggota RAPI langsung disampaikan dan menyebar ke seluruh penjuru Semeru,” kata Ketua RAPI Lumajang, Edi Faisol di Lumajang, sebagaimana dikutip dari tvonenews.com, Sabtu (11/12).
Menurut Edi, semua aparat dan tim gabungan yang bertugas mengevakuasi selalu memantau perkembangan Gunung Semeru melalui frekuensi RAPI, sehingga berita di lapangan cepat menyebar ke setiap posko bantuan hingga posko pengungsian.
Bahkan, lanjutnya, saat kunjungan Presiden Jokowi ke pengungsian warga, pada Selasa (7/12), Pasukan Pengamanan Presiden juga menggunakan frekuensi RAPI untuk mengetahui semua perkembangan aktivitas Semeru.
“Semua aparat di Lumajang bisa tahu tentang berita-berita Semeru,” ungkap Edi.
Dia menuturkan, saat peristiwa erupsi terjadi pekan lalu, anggota RAPI Lumajang langsung bergerak ke lokasi kejadian dan membangun beberapa base station untuk memudahkan komunikasi di Desa Penanggal, Sumberwuluh, dan Pasirian.
Edi juga mengungkap, repeater frekuensi diletakkan di Gunung Tambuh dengan ketinggian antena mencapai 30 meter yang dapat menjangkau sebagian Jawa hingga Bali. Penempatan itu dirancang untuk mengutamakan daerah rawan bencana, salah satunya kawasan Gunung Semeru.
“Informasi sekecil apapun langsung disebarkan di titik masing-masing dan disampaikan ke posko rapiter di Desa Penanggal. Kami ikhlas walau tanpa bayaran bisa menginformasikan kepada aparat terkait,” ujar Edi.
Relawan organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT), Akbar mengatakan setiap informasi yang disampaikan oleh para anggota RAPI melalui frekuensi handy talky sangat berguna untuk para relawan yang bertugas di lapangan.
“Karena mereka dapat mengetahui jumlah pasien di setiap pengungsian, kondisi puncak Semeru, hingga berbagai kendala di lapangan,” terang Akbar.
Berdasar data Tim gabungan pencarian korban awan panas erupsi Gunung Semeru, yang berhasil dievakuasi berjumlah 45 korban jiwa selama sepekan sejak bencana tersebut terjadi.
Sementara itu, terdapat sembilan orang berada dalam pencarian atau hilang. 19 orang luka berat, 19 orang luka ringan dan juga tercatat sebanyak 6.573 pengungsi yang tersebar di 124 titik pengungsian.