Petani Milenial Berpotensi Jadi Tulang Punggung Pertanian Indonesia
Berita Baru, Nasional – Petani milenial memiliki potensi untuk jadi tulang punggung pertanian di Indonesia. Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Director of Environmental Governance The Asia Foundation Lili Hasanuddin dalam Webinar “Cipta Pertanian Berkelanjutan bersama Pemuda.”
Lili menggarisbawahi kontribusi anak muda atau milenial yang dibutuhkan guna membangun pertanian, dari pertanian tradisional menuju modern. “Berbagai ciri diantara pertanian modern adalah pemanfaatan internet dan teknologi baru yang merujuk pada riset scientific based,” ujarnya, Kamis (28/10).
Karenanya, peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk menyusun kesiapan dalam menyambut dan memfasilitasi petani millenial. Lili mencatat, sudah ada upaya dari pemerintah maupun organisasi non-pemerintah untuk menggerakkan potensi milennial.
“Misalnya Kemendes punya Duta Petani Millenial sebagai bagian dari upaya penguatan, juga mengintegrasikan petani milenial dengan lembaga-lembaga keuangan di desa,” lanjutnya.
Dalam konteks petani milenial, Lili mengamati adanya variasi produk pertanian yang tak melulu berupa barang, tapi juga jasa pertanian. Lili mencontohkan adanya wisata agro bentukan Yayasan ALIT sebagai bentuk variasi produk milennial yang perlu dikawal. Petani millennial tentunya turut membuka ruang inovasi tersebut.
Tantangan besar Petani Milenial
Namun, program Petani Milenial tidak lepas dari tantangan, salah satunya adalah sumber daya manusia. “Sumber daya itu ada di desa, tapi banyak orang-orang pintar di desa itu yang keluar, diakibatkan oleh sistem pendidikan kita,” ungkap Lili.
Ia menggarisbawahi pentingnya perubahan cara pandang mengenai lapangan pekeerjaan, karena selama ini petani dianggap sebagai pekerjaan yang tak memberikan prospek. Diharapkan, Petani Millenial bisa turut mengubah cara pandang tersebut, bahwa sebenarnya dengan bertani juga bisa membangun ekonomi dan ketahana pangan.
Kemudian, penting bagi Petani Milenial untuk memikirkan pertanian berkelanjutan dan menjadi solusi bagi persoalan yang selama ini ada di dunia pertanian. Misalnya, mengenai problem penggunaan pestisida masif dan benih pabrikan.
“Konsepnya bukan hanya ketahanan pangan, tapi juga membangun kedaulatan pangan. Petani Milenial penting memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan pemanfaatan benih serta pestisida yang dikembangkan,” ujarnya.
Webinar “Cipta Pertanian Berkelanjutan bersama Pemuda” merupakan bagian dari Festival Petani Millenial yang tahun ini mengambil tema “Ayo Kitorang Pulang Bangun Kampung.” Acara ini diadakan oleh The Asia Foundation dan PUPUK Surabaya bersama mitra-mitra terkait.
Tujuan diselenggarakannya acara adalah menjadi sarana berbagi cerita inovasi terkait pertanian berkelanjutan dan mendorong peran pemuda milenial. Utamanya untuk terlibat dalam sektor pertanian yang bernilai ekonomi, namun tetap menjaga kelestarian hutan.