Hadiri Sarasehan DEMA FUPI UIN SUKA, Bupati Sleman: Pelajari Literasi Apapun
Berita Baru, Yogyakarta – Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam (FUPI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar Sarasehan Interaktif dengan tajuk “Upaya Rekonstruksi Kinerja Lembaga Kemahasiswaan di Era Pandemi Covid-19” pada Senin (26/7).
Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Sleman Sri Kustini Sri Purnomo sebagai Keynote Spechh, Anggota DPRD Jawa Timur Ubaidillah, Staff Administrasi Anggota DPR RI Ainul Fahruri, Sekjen Forum DEMA Ushuluddin Indonesia (Formadina) Misbahul Wani, Ketua DEMA FUPI 2019 Muhammad Burhan.
Dalam sambutannya, Bupati Sleman memberikan apresiasi kepada pengurus DEMA FUPI yang telah bekerja keras menyelenggarakan kegiatan meskipun ditengah pandemi Covid-19 yang masih marak saat ini.
“Seluruh aspek ekonomi, pendidikan, sosial, dan budaya sangat terpengaruh oleh Covid-19 ini yang tanpa banyak pegalaman kita dipaksa untuk beradaptasi dan menyesuaikan pola pendidikan melalui online,” tutur Bupati yang juga alumni FUPI UIN SUKA tersebut.
Ia berharap keberlangsungan dunia pendidikan khususnya proses belajar mengajar baik dari tingkat sekolah sampai perkuliahan dapat berjalan dengan baik dan terus melakukan inovasi dan upaya untuk tidak mengurangi hak pengetahuan bagi peserta didiknya.
“Larangan bekumpul dalam jumlah besar di era pandemi Covid-19 ini mengakibatkan organisasi mahasiswa tidak dapat berjalan dengan baik, sehingga pada hari ini dilaksanakan daring. Namun, sebagai pengurus organusasu harus terus dapat mengembangkan pola pikir, ide, dan gagasannya untuk tetap dapat menyalurkan bakat dan minat mahasiswa,” kata Kustini.
Kustini menyampaikan bahwa peran mahasiswa idak hanya di perguruan tinggi, namun mahasiswa harus berani keluar dan terjun langsung ke masyarakat agar mengetahui banyak permasalahan masyarakat yang kadang tidak sesuai dengan bidang pendidikan yang ditekuninya.
“Saya berpesan agar mahasiswa dapat membaca literasi apapun yang tidak hanya ada di perguruan tinggi. Apalagi di era keterbukaan ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh mahasiswa agar dapat memunculan ide-ide kreatif dalam meningkatkan kualitas organsisasi baik bagi pengurus dan anggotanya,” tuturnya.
“Semua harus memiliki rasa empati antara satu dengan yang lain, sehingga saling menopang kekompakan dan menumbuhkan kesadaran kolektif yang dapat beradaptasi dengan situasi dan kondisi saat ini,” pungkas Kustini.