AS Berlakukan Pembatasan Baru Pada Huawei, Saham Pembuat Chip Dunia Turun
Berita Baru, Internasional – Pembatasan baru Amerika Serikat (AS) terhadap Huawei membuat saham pembuat chip dunia turun, menurut Global Times, Selasa (18/8).
MediaTek, salah satu pemasok chip utama Huawei yang berbasis di Taiwan, pada saat rilis laporan Selasa melihat sahamnya terlihat merosot 9,93 persen menjadi TWD617 (US$20.99).
Realtek, yang juga berbasis di Taiwan, sahamnya merosot 5,24 persen menjadi TWD388,50 (US$13,2).
Semiconductor Manufacturing International Corporation (SMIC), raksasa chip yang berbasis di China sahamnya juga turun 1,91 persen.
Penurunan harga saham pembuat chip terjadi setelah pemerintah AS lebih jauh membatasi akses Huawei dan afiliasinya di luar AS pada ‘Daftar Entitas’ untuk barang-barang yang diproduksi di dalam negeri dan luar negeri dari teknologi dan perangkat lunak AS.
Pembatasan lebih baru AS pada Huawei terjadi pada hari Senin melalui pernyataan Departemen Perdagangan yang memberlakukan persyaratan lisensi pada ‘transaksi apa pun’, melarang pemasok chip menjual chip mereka yang mengandung teknologi AS kepada Huawei tanpa lisensi khusus dari AS.
Artinya, setiap perusahaan di dunia yang menjual produk yang didukung teknologi AS ke Huawei harus mendapatkan lisensi dari pemerintah AS.
Pembaruan pembatasan itu dinilai menutup celah dalam sanksi AS kepada Huawei sebelumnya.
Departemen Perdagangan AS mengatakan dalam pernyataannya bahwa langkah tersebut dirancang untuk mencegah upaya Huawei untuk menghindari kontrol ekspor AS untuk mendapatkan komponen elektronik yang dikembangkan menggunakan teknologi AS.
Selain itu, departemen juga menambahkan 38 afiliasi Huawei di seluruh dunia ke “Daftar entitas.”
MediaTek mengatakan pihaknya sedang memperhatikan perubahan dalam aturan kontrol ekspor AS dan berkonsultasi dengan penasihat hukum eksternal untuk mendapatkan peraturan terbaru secara real time untuk analisis hukum guna memastikan kepatuhan dengan aturan baru, menurut laporan dari yicai.com pada hari Selasa.
Berdasarkan penilaiannya terhadap informasi yang ada, Huawei mengatakan aturan tersebut tidak berdampak signifikan pada operasi jangka pendek perusahaan.
Pakar telekomunikasi Xiang Ligang mengatakan bahwa pembatasan AS akan membawa kerugian besar bagi banyak pembuat chip global, memaksa mereka kehilangan klien besar di Huawei.
“Huawei memiliki banyak persediaan produk dan karena itu memiliki waktu penyangga untuk memecahkan masalah,” kata Xiang kepada Global Times.
“Tetapi untuk beberapa pembuat chip kecil, mereka mungkin menghadapi perjuangan untuk bertahan hidup jika mereka kehilangan Huawei sebagai klien,” imbuhnya.
Xiang menambahkan bahwa kebijakan AS terhadap Huawei mungkin berubah setelah pemilihan presiden.