Mendes PDTT, Abdul Halim Iskandar Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari UNY
Berita Baru, Jakarta – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Drs. H. Abdul Halim Iskandar yang akrab disapa Gus Menteri dianugerahi gelar doktor kehormatan Honoris Causa (HC) oleh Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dalam bidang pemberdayaan masyarakat desa.
Dikatakan oleh Rektor UNY Prof. Dr. Sutrisna Wibawa bahwa gelar tersebut diberikan atas dasar kajian yang dilakukan oleh UNY beserta tim promotor, pasca mempelajari dokumen portofolio Mendes-PDTT sejak tahun 1987.
“Sejak tahun tersebut, beliau telah berkarir dari sebagai guru, dosen, anggota DPRD, Wakil Ketua DPRD, Ketua DPRD hingga puncak karirnya menjadi menteri,” terang Sutrisna.
Dalam upacara pegukuhannya yang digelar di Gedung UNY pada Sabtu (11/7), Gus Menteri menyampaikan pidato ilmiahnya dengan judul Kebijakan Srategis Pemberdayaan Masyarakat Menuju Kemandirian Desa.
Dia membuka pidato dengan bercerita bagaimana perjalanan karirnya sebagai anak desa yang tumbuh dan mengenyam pendidikan di pesantren, sebelum kemudian melanjutkan studi ke Universias Negeri Yogyakarta (saat itu masih IKIP Yogyakarta).
“Melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta (dulu bernama IKIP Negeri Yogyakarta), merupakan kesempatan luar biasa yang tidak mudah didapat semua anak muda kala itu,” terang Gus Menteri.
“Itulah sebuah kesempatan penempaan dan pendewasaan diri, serta penataan kerangka berpikir logis dan ilmiah sebagai pondasi membaca dan memahami hidup dan kehidupan yang singkat ini.”
Diketahui, di luar aktivitas akademis kampus, Gus Menteri juga aktif di organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Dia mengaku bahwa di sanalah dia mulai belajar merancang gerakan advokasi sosial, belajar memadukan teori dan aksi.
“Dalam perjalanan pembelajaran itu, saya sampai pada sebuah hipotesis, bahwa akar permasalahan pembangunan di Indonesia berada di desa,” tuturnya.
Menurut Gus Menteri, desa adalah sumber identifikasi masalah, desa memiliki jumlah kemiskinan terbesar, persentase terbesar penduduk dengan tingkat kesehatan rendah, daya beli yang rendah serta tingkat pendidikan rendah dibandingkan dengan kota.
Oleh karenanya, Gus Menteri berkeyakinan bahwa untuk memperbaiki indeks pembangunan manusia di Indonesia, untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia, untuk mewujudkan Indonesia Maju, mulailah dari desa.