Najwa Shihab: Wabah Hoaks Karena Lemahnya Budaya Baca
Berita Baru, Jakarta — Duta Baca Indonesia, Najwa Shihab mengatakan bahwa mewabahnya hoaks di masyarakat Indonesia karena masih lemah budaya membaca secara fisik dengan menggunakan buku. Sehingga belum terbentuk kemampuan untuk memilih dan memilah informasi digital yang tepat.
“Lalu dengan cepat beralih ke budaya baca digital. Budaya baca digital memerlukan kemampuan literasi yang kuat, dan masyarakat Indonesia masih rentan karena belum mampu memilih serta memilah informasi yang tepat dan sesuai kebutuhan,” kata Najwa Shihab dalam webinar yang diselenggarakan Perpusnas, Jumat (26/6).
Dalam acara yang bertajuk “Mencegah Hoaks Dengan Membaca” itu, menurut Najwah membaca buku secara fisik akan membawa karakter yang tidak mudah percaya dengan kiriman informasi serta memiliki rasa penasaran, berhati-hati dalam mengambil keputusan, dan terbiasa mencari benang merah dari yang dibacanya.
“Tidak mudah dibohongi, sedangkan membaca buku secara digital, biasanya yang dibaca hanya poin-poin atau sepotong-potong,” ungkapnya.
Jurnalis yang memperoleh penghargaan dari PWI Pusat dan PWI Jaya di tahun 2005 untuk laporannya saat tsunami Aceh 2014 itu juga menambahkan alasan lain mengapa hoaks beredar cepat, karena karakter masyarakat Indonesia yang suka mengobrol sehingga lebih rentan terkena hoaks.
Selain itu, masyarakat Indonesia juga lebih percaya jika mendapatkan informasi dari orang-orang terdekat.
“Situasi turut memengaruhi terlebih pada saat pandemi. Ini yang membuat hoaks tumbuh subur karena masyarakat masih sulit mencari referensi Covid-19 yang terhitung baru,” kata dia.
Dalam acara itu, Najwa Shihab berpesan kepada masyarakat agar berhati-hati dengan judul berita yang provokatif, perlu mencermati alamat situs, abal-abal atau tidak. Tidak hanya itu, cek keaslian foto dengan aplikasi untuk mengecek keaslian sumber informasi, gambar, dan foto-foto.