Acuhkan China, Taiwan Meminta Inggris Dukung Upayanya Untuk Gabung Dengan Pakta Perdagangan Pasifik
Berita Baru, Taipe – Presiden Taiwan Tsai Ing-wen meminta Inggris untuk mendukung upayanya untuk bergabung dengan pakta perdagangan bebas pan-Pasifik utama yang juga telah diterapkan Inggris untuk dimasuki, Senin (20/3).
Di tahun 2021, Taiwan dan China sama-sama mendaftar dan bergabung dengan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP).
Tetapi China mengatakan pihaknya menentang bergabungnya Taiwan karena China kukuh mengklaim wilayah itu sebagai wilayahnya sendiri.
Pasca-Brexit, Inggris juga telah mendaftar untuk bergabung dengan pakta yang menghapus 95% tarif antara 11 anggotanya, yaitu Australia, Brunei, Kanada, Cile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam.
Berbicara kepada sekelompok anggota parlemen Inggris yang berkunjung, Tsai mengatakan dia berharap aksesi Inggris ke CPTPP berjalan lancar.
“Saya juga berharap bahwa mengingat disposisi untuk mempertahankan standar yang tinggi, Inggris akan mendukung upaya Taiwan untuk bergabung dalam perjanjian. Ini akan sangat membantu Taiwan dan Inggris untuk terus memperdalam kemitraan mereka,” katanya, dikutip dari Reuters.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis setelah pertemuan di Singapura Oktober lalu, anggota pakta perdagangan mengatakan aplikasi Inggris sedang berkembang, dan pelamar berikutnya perlu menunjukkan “pola yang ditunjukkan untuk mematuhi komitmen perdagangan mereka”.
Ekuador dan Kosta Rika juga telah mendaftarkan diri untuk bergabung.
Pada gilirannya, Kedutaan Besar China di Inggris pada hari Minggu (19/3) mengutuk kunjungan anggota parlemen Inggris ke Taiwan, dengan mengatakan mereka bersikeras untuk mengunjungi pulau itu meskipun ditentang keras oleh China.
Inggris, seperti kebanyakan negara, tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan, tetapi sangat ingin menunjukkan dukungannya dalam menghadapi ancaman China.
China telah meningkatkan tekanan militer, politik dan ekonomi terhadap Taiwan untuk menegaskan klaim kedaulatannya.
Taiwan secara teratur menjadi tuan rumah bagi anggota parlemen asing yang berkunjung, terutama dari sesama negara demokrasi, yang secara rutin dikutuk oleh China.
Pemerintah Taiwan menolak klaim kedaulatan China, mengatakan hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka.