AS Ogah Tarik Pasukan dari Irak
Berita Baru, Internasional – Washington tidak mau tunduk pada tuntutan Irak untuk menarik tentaranya dari negara tersebut. Departemen luar negeri AS menegaskan, setiap pembicaraan di masa depan dengan Baghdad akan murni terbatas pada struktur masa depan pasukannya di negara itu.
Dilansir dari The Guardian, Sabtu (11/1), parlemen Irak menuntut pasukan AS yang berada di Irak untuk pergi setelah insiden pembunuhan terhadap jenderal Iran, Qassem Suleimani oleh serangan pesawat tak berawak di Baghdad.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan bahwa AS hanya mau membahas rekonfigurasi ulang dengan Irak, dan kontribusi yang lebih besar oleh pasukan NATO.
Pompeo bersikeras membela diri dengan mengatakan bahwa ada bukti jelas bahwa Suleimani telah merencanakan serangan besar-besaran dalam waktu dekat terhadap fasilitas AS di seluruh wilayah, termasuk kedutaan besar AS. Ia juga menepis telah melanggar kedaulatan Irak dengan kematian Qassem suleimani.
Kemudian Donald Trump menimpalinya dengan mengatakan bahwa Iran telah menargetkan empat kedutaan AS. “Kami akan memberi tahu Anda mungkin itu akan menjadi kedutaan di Baghdad,” kata presiden itu kepada Fox News. “Saya dapat mengungkapkan bahwa saya percaya itu akan menjadi empat kedutaan.”
Seorang juru bicara departemen luar negeri menolak tuduhan bahwa AS sedang berdiskusi dengan perdana menteri sementara Irak, Adel Abdul Mahdi, tentang syarat-syarat penarikan AS. Ia mengatakan: “Setiap delegasi AS yang dikirim ke Irak akan berdedikasi murni untuk membahas bagaimana komitmen kembali ke kemitraan strategis kami, bukan untuk membahas penarikan pasukan. “
Awal pekan ini, Trump mengancam akan menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Irak jika negara itu menolak menampung pasukan AS, dan mengatakan Irak akan diharuskan membayar biaya penarikan pasukan AS.
Tetapi Washington tampaknya telah menyelesaikannya bahwa ia tidak akan melayani kepentingan strategis AS untuk berhenti dengan persyaratan apa pun saat ini, meskipun ada pertanyaan tentang dasar hukum di mana pasukan AS dapat tetap tanpa izin dari pemerintah Irak.
Sebanyak 5.500 tentara AS berada di Irak, dan AS sedang berdiskusi dengan para pejabat NATO tentang peningkatan kontribusi non-AS NATO. Kekuatan multinasional sebagian besar didedikasikan untuk melatih tentara Irak dalam perang melawan Negara Islam.
Tujuan strategis utama Iran adalah pemindahan pasukan AS dari Irak, sebagai awal dari penarikan AS yang lebih luas.