Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

58 Jet Tempur China Memasuki Taiwan dalam Dua Hari. Ilustrasi: Reuters.
58 Jet Tempur China Memasuki Taiwan dalam Dua Hari. Ilustrasi: Reuters.

58 Jet Tempur China Memasuki Taiwan dalam Dua Hari



Berita Baru, Taipe – Tak tanggung-tanggung, secara total 58 jet tempur China memasuki Taiwan dalam dua hari.

Secara berturut-turut, 20 jet tempur China memasuki Taiwan pada Sabtu (2/10), lalu 38 jet tempur serupa memasuki Taiwan pada Jumat (1/10) kemarin.

Peristiwa ini dianggap Taiwan merupakan serangan terbesar yang pernah dilakukan oleh angkatan udara China ke zona pertahanan udaranya.

“China telah terlibat secara serampangan dalam agresi militer, merusak perdamaian regional,” kata Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang kepada wartawan pada Sabtu pagi setelah serangan pada hari Jumat (1/10), dikutip dari Reuters.

Selain itu, Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu juga mengecam aksi dari China tersebut.

“Mengancam? Tentu saja,” tegasnya.

Kementerian Pertahanan Taiwan pertama kali melaporkan pesawat tempur Taiwan telah menyerang 18 J-16 dan empat jet tempur Su-30 ditambah dua pesawat pengebom H-6 berkemampuan nuklir dan sebuah pesawat anti-kapal selam pada hari Jumat.

Kemudian pada Sabtu dini hari, kementerian mengatakan 13 pesawat China terlibat dalam misi pada Jumat malam – 10 J-16, 2 H-6 dan sebuah pesawat peringatan dini.

Dikatakan Taiwan mengirim pesawat tempur untuk memperingatkan pesawat China, sementara sistem rudal dikerahkan untuk memantau mereka.

Gelombang pertama pesawat China semuanya terbang di daerah yang dekat dengan Kepulauan Pratas, dengan dua pembom terbang paling dekat dengan atol, menurut peta yang dikeluarkan oleh kementerian.

Kelompok kedua terbang ke Selat Bashi yang memisahkan Taiwan dari Filipina, jalur air utama yang menghubungkan Pasifik dengan Laut Cina Selatan yang disengketakan.

China belum mengomentari kegiatannya. Sebelumnya dikatakan bahwa penerbangan semacam itu untuk melindungi kedaulatan negara dan ditujukan untuk “kolusi” antara Taiwan dan Amerika Serikat, pendukung internasional terpenting pulau itu.

Serangan terbesar sebelumnya terjadi pada bulan Juni, yang melibatkan 28 pesawat angkatan udara China.

Misi terbaru China datang kurang dari sehari setelah pemerintahnya melancarkan serangan terhadap menteri luar negeri Taiwan, membangkitkan kata-kata pemimpin revolusioner Mao Zedong untuk mencela dia sebagai lalat “meneriakkan” atas upayanya untuk mempromosikan Taiwan secara internasional.

China telah meningkatkan tekanan militer dan politik untuk mencoba dan memaksa Taiwan menerima kedaulatan China.

Taiwan mengatakan itu adalah negara merdeka dan akan mempertahankan kebebasan dan demokrasinya.