Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

'Women Talking' di Festival Film Toronto, Sebuah Urgensi untuk Didengar

‘Women Talking’ di Festival Film Toronto, Sebuah Urgensi untuk Didengar



Berita Baru, Internasional – Bertahun-tahun setelah film terakhirnya, sutradara dan penulis skenario Sarah Polley mengatakan kini dia merasakan urgensi untuk membawa kisah pemerkosaan dan pembangunan kembali ke layar lebar.

Berasal dari sebuah buku yang ditulis Miriam Toews, ‘Women Talking’ menceritakan kisah anggota perempuan dari komunitas Mennonite dalam menghadapi serangkaian pemerkosaan sistematis yang dilakukan oleh laki-laki di komunitas mereka.

“Tidak melakukan apapun? Tinggal dan berjuang? Pergi, bahkan jika itu berarti kehilangan satu-satunya rumah yang mereka kenal? Membacanya adalah salah satu pengalaman membaca paling intens yang pernah saya alami,” kata Polley dalam wawancaranya pada Selasa, sebagaimana dilansir dari Reuters.

Menurutnya dalam buku ini mereka berbicara tentang apa yang ingin mereka bangun, bukan hanya apa yang ingin mereka hancurkan.

“Dan sepertinya ada jalan dalam cerita ini melalui kemarahan, mendarat di tempat lain dan di suatu tempat yang memungkinkan dan di suatu tempat yang berada di alam imajinasi manusia yang dapat menciptakan dunia yang lebih baik. Itu adalah pengalaman yang intens bagi para aktor juga,” tambahnya.

Aktor August Winter mengatakan “itu lingkungan yang tidak aman dan (sekaligus) juga yang sangat aman” yang mencakup peran yang melibatkan kekerasan seksual langsung.

“Saya pikir hal-hal ini terjadi sepanjang waktu tanpa kita sadari, dan baru setelah kita mulai membicarakannya, hal itu menjadi perhatian kita. Bahkan di dunia sekarang ini di mana ada begitu banyak media, ada banyak hal yang masih kita lewatkan.”

Sinematografer Luc Montpellier mengatakan tujuannya adalah untuk membuat sinematografi film itu epik, seperti yang coba dilakukan oleh para wanita.

Dia mengatakan bahwa warna-warna yang diredam telah digunakan dalam film dan mencoba untuk menyampaikan bobot dan keseragaman iman masyarakat.

“Kami datang dengan palet desaturasi yang sangat gothic ini, yang diharapkan dapat berkomunikasi seperti aktor pendukung.”

Menurut Polly cerita ini akan selalu relevan, tapi publik semakin baik dalam membicarakan pelecehan seksual dan mendengarkannya.

“Pembicaraan selama bertahun-tahun, mereka tidak ke mana-mana. Maksud saya, apakah dunia telah berubah sebanyak yang kita inginkan? Sama sekali tidak. Dalam banyak hal itu mundur, ”katanya.

“Tapi saya pikir semakin kita memiliki bahasa untuk berbagai hal, semakin banyak kita melakukan percakapan ini, semakin banyak kita menemukan kata-kata yang sulit untuk diartikulasikan, saya pikir ada cara di suatu tempat.”