Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Warga Kauman Tolak Ucapan Natal, SETARA: Konservatisme dan Intoleransi Menguat
(Foto: Tribunnews)

Warga Kauman Tolak Ucapan Natal, SETARA: Konservatisme dan Intoleransi Menguat



Berita Baru, Jakarta – Surat penolakan sekolompok warga Kauman Yogyakarta atas pemasangan atribut ucapan Selamat Natal 2020 oleh pihak Museum Sonobudoyo.

Museum yang berhadapan dengan Istana Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat itu, akhirnya melepas atribut tersebut.

Menanggapi situasi tersebut, SETARA Institute menilai sikap pihak museum yang mengalah pada desakan kelompok intoleran, karena dapat memicu penjalaran intoleransi semakin meluas.

“Tindakan mengalah terhadap kelompok intoleran menambah preseden buruk sekaligus memberikan daya dorong bagi penjalaran intoleransi,” kata Halili Hasan, Direktur Riset SETARA Institute dalam keterangan tertulisnya.

Praktek-praktek penolakan pemasangan atribut ucapan hari besar agama tersebut, lanjut Halili, mengindikasikan kembali menguatnya konservatisme dan intoleransi.

“Penolakan sekelompok warga Kauman tersebut merupakan penanda menguatnya konservatisme sekaligus ekspresi intoleransi,” jelas Halili.

Dalam kajian SETARA Institute, para pelaku tindak intoleransi semacam itu justru sering memainkan lagak sebagai korban (playing victim).

“Tidak logis jika perilaku intoleran semacam itu kemudian di-framing oleh pelakunya, seakan-akan kelompok lain yang berperilaku intoleran,” jelas Halili.

Menurut SETARA Institute, surat protes oleh sekelompok warga Kauman atas atas pemasangan ucapan Natal (dan Tahun Baru) di Musem Sonobudoyo, bukan lah ekspresi intoleransi dan konservatisme yang pertama.

Sebelumnya, mereka telah memaksa penggunaan Masjid Gedhe Kauman, pada Oktober 2019, untuk acara Muslim United yang menghadirkan figur-figur konservatif.

Juga, pada Maret 2020, mereka menolak Gus Muwafiq untuk mengisi ceramah dalam rangka Harlah NU pada Maret 2020.