Walhi Sumbar Minta Limbah COVID-19 Dikelola Khusus
Berita Baru, Padang – Penanganan kasus virus corona atau covid-19 di Sumatera Barat (Sumbar) sudah dilakukan sejak 2 bulan terakhir, tepatnya saat ada yang dinyatakan positif.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumbar mengingatkan soal limbah medis penanganan pandeminya,
Kepala Departemen Advokasi dan Kampanye Walhi Sumbar Yoni Candra mengatakan, sejak ada yang positif, rumah sakit dan tenaga medis bekerja keras dan terdepan dalam penanganan baik yang berstatus ODP, PDP dan positif.
“Dalam proses penanganan tersebut tentu banyak meningalkan limbah medis. Baik yang digunakan pasien maupun tenaga medis dan termasuk alat pelindung diri (APD),” katanya Sabtu (2/5).
Menurutnya, limbah medis B3 bekas penanganan Covid-19 harus diperlakukan khusus dibanding limbah rumah sakit lainnya. “Selain dilakukan pemilahan, penyimpanan dan pemusnahan limbah harus disterilkan dengan uap atau didisinfeksi secara kimiawi,” katanya.
Para petugas yang melakukan pengelohan limbah tersebut harus mengenakan APD terutama sarung tangan dan masker. Sehingga dapat memperkecil risiko tertular virus tersebut.
“Selain yang dihasilkan dari rumah sakit, juga limbah dari masyarakat dengan gejala ringan dan melakukan perawatan mandiri di rumah. Ini juga lebih mengkhawatirkan,” katanya.
Saat ini Sumbar tercatat sebanyak 46 orang yang menjalani isolasi mandiri di rumah baik yang berstatus PDP maupun terkonfirmasi positif.
Hal ini menjadi tanda tanya bagaimana dengan pengolahan bekas perlengkapan medis seperti masker atau sarung tangan yang dikenakan oleh pasien tersebut di rumah.
Jika tidak terkelola dengan baik tentu akan menambah angka korban terjangkit. [Hp]