Wakil Ketua MPR: Kepada Aktivis, Polisis Harus Bersikap Humanis
Berita Baru, Jakarta — Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani meminta kepada pihak kepolisian supaya bersikap humanis dan mengutamakan pendekatan persuasif kepada aktivis yang menolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker). Terutama, kepada aktivis yang ditangkap karena diduga terlibat aksi.
“Tujuannya agar aksi unjuk rasa dapat tetap terjaga,” tutur Muzani dalam keterangan resminya, Kamis (15/10).
Politikus Gerindra itu mengaku prihatin atas penangkapan para aktivis, diantaranya Jumhur Hidayat, Syahganda Nainggolan serta dan beberapa anggota Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) dan Pelajar Islam Indonesia (PII) oleh pihak berwajib.
“Saya pribadi merasa bahwa mereka yang ditangkap itu adalah kawan-kawan, saudara-saudara yang merupakan seorang aktivis sejati. Mereka adalah sosok yang terus menerus menyuarakan berbagai macam keprihatinan terhadap apa yang dirasakan oleh rakyat saat ini,” terang Muzani.
Muzani juga mengatakan keprihatinannya kepada sejumlah aksi unjuk rasa di beberapa wilayah Indonesia selama sepekan belakangan.
Keprihatinan itu diungkapkan Muzani berdasar makna yang terkandung dalam demonstrasi atau aksi unjuk rasa yang dilakukan.
Aksi unjuk rasa, lanjut Muzani, senyatanya adalah wadah rakyat dalam mengutarakan perasaan dan pendapat terkait kebijakan yang diterbitkan pemerintah.
Akan tetapi, hal yang sakral dan dilindungi oleh negara lewat Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum itum kata Ahmad Muzani malah dinodai dengan aksi kekerasan.
Oleh karenanya, dirinya berharap aksi unjuk rasa yang digelar masyarakat berjalan damai dan kondusif. Sehingga aspirasi dapat bisa tersampaukan tanpa merugikan orang lain.
“Keprihatinan ini tentu saja menjadi sesuatu yang penting, karena tujuan dari unjuk rasa itu adalah menyampaikan perasaan, agar perasaan tentang persoalan yang dikemukakan itu bisa terungkap.”
“Tapi kemudian karena terjadinya berbagai macam gesekan, akhirnya apa yang menjadi aspirasi justru menjadi bias,” tutup Wakil Ketua MPR itu.