Tips Menjadi Seorang Fleksibel Tapi Konsisten, Simak!
Berita Baru, Tips – Pernah mendapati pemimpin atau atasan kamu sedikit-sedikit berubah keputusannya? Hal ini lantas membuatmu bingung harus mengikuti keputusannya dan harus bilang “Kemarin bos bilang itu, sekarang bilang ini! Alasannya sih harus fleksibel, tapi kok.” Yakin itu pemimpin yang fleksibel? Atau tidak konsisten?
Walaupun berpikir secara fleksibel bisa ditunjukkan dengan mampunya seseorang memilih solusi atau cara yang berbeda, bukan lantas semuanya harus diubah semudah itu. Menjadi pemimpin kita memang dituntut bisa fleksibel mengikuti kondisi dan situasi, tapi jangan sampai menghilangkan nilai bijaksana dan membuat orang menilai kita menjadi pemimpin yang inkonsisten.
Di kondisi serba tidak menentu seperti hari ini, banyak pemimpin yang belajar untuk menyesuaikan dengan pendemi ini. Salah satunya, pemerintah kita. Pemerintah sudah mengeluarkan banyak kebijakan. Mulai dari PSBB lalu beralih ke New Normal dan sampai dengan PPKM Mikro. Adanya kenaikan iuran BPJS hingga kebijakan Tapera.
Saat mengetahui kebijakan itu, apa yang ada di pikiran kalian? Apakah sempat terlintas “Kenapa begini gini?” “Tidak konsisten, tidak tegas!” “Seenaknya sendiri!” “Terserah pemerintah deh!”
Pemimpin memang harus memiliki kemampuan berpikir fleksibel agar bisa terus menyesuaikan keadaan. Tapi, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh pemimpin yang fleksibel agar tetap terlihat bijaksana dan tidak terlihat inkonsisten.
(Sumber: Footnote: Johansson, C., Miller. V. D., & Hamrin, S. (2014))
Nah, empat hal ini bisa dijadikan acuan agar kita tetap bisa menjadi fleksibel namun konsisten.
1. Menilai strategi yang digunakan
Pemimpin yang fleksibel akan mengevaluasi strateginya, karena masalah yang muncul bisa jadi bukan karena strateginya yang salah tetapi karena eksekusinya yang belum baik.
2. Menyesuaikan anggota tim-nya
Tidak hanya dilakukan dalam menentukan strategi yang harus dijalankan oleh tim, pembagian tugas dalam tim juga harus fleksibel sesuai kelebihan dan kelemahan masing-masing anggota tim.
3. Mengomunikasikan keputusannya
Pemimpin yang fleksibel selalu menjelaskan alasannya apabila harus mengubah sesuatu. Ia akan mengungkapkan apa ekspektasinya dan mengapa anggota harus mengikuti keputusannya.
4. Selalu refleksi
Mampu berpikir fleksibel juga berarti mampu untuk merefleksi apa yang dilakukan. Merubah hal yang harus dirubah dan tetap melakukan hal yang sudah berjalan dengan baik.