Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Warga Palestina berkumpul di lokasi serangan udara Israel di tengah pertempuran Israel-Gaza di kota Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah, 13 Mei 2023. Foto: Reuters/Ibraheem Abu Mustafa.
Warga Palestina berkumpul di lokasi serangan udara Israel di tengah pertempuran Israel-Gaza di kota Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah, 13 Mei 2023. Foto: Reuters/Ibraheem Abu Mustafa.

Tempat Aman bagi Warga Palestina di Gaza Semakin Terbatas



Berita Baru, Jakarta – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan keprihatinan terkait kondisi sulit yang dihadapi warga Palestina di Jalur Gaza, meskipun telah mengikuti perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh tentara Israel.

Pemimpin tim Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB, Gemma Connell, menggambarkan situasi ini sebagai “papan catur manusia,” di mana ribuan orang yang mengungsi berkali-kali tidak memiliki jaminan keamanan di tempat evakuasi.

“Masyarakat berusaha mencari tempat yang aman, namun hanya sedikit ruang yang tersisa di Rafah sehingga orang-orang tidak tahu ke mana mereka akan pergi. Ini terasa seperti papan catur manusia karena perintah evakuasi dapat terjadi di suatu tempat,” kata Connell seperti dilansir Reuters, Selasa (26/12/2023).

Ketika ditanya tentang tanggapan militer, seorang juru bicara menyatakan bahwa militer Israel telah berusaha mengevakuasi warga sipil dari daerah pertempuran, tetapi Hamas secara sistematis menghalangi upaya tersebut. Juru bicara militer juga menegaskan tuduhan bahwa Hamas menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia, meskipun klaim ini dibantah oleh pihak Hamas.

Connell menyoroti keadaan tragis seorang anak laki-laki berusia 9 tahun bernama Ahmed di rumah sakit al-Aqsa di Deir Al-Balah. “Dia tidak berada di daerah yang berada di bawah perintah evakuasi, dia berada di daerah yang seharusnya aman. Tidak ada tempat yang aman di Gaza,” ujarnya.

Dalam konteks ini, Amerika Serikat telah mendorong Israel untuk mengambil langkah lebih lanjut guna meminimalisir risiko bagi warga sipil. Namun, situasi di lapangan semakin rumit dengan intensifikasi operasi militer Israel, yang pada Malam Natal menyebabkan lebih dari 100 warga Palestina tewas.