Tagih Janji, Warga Sukomulyo Blokade Pintu Masuk Pabrik Mie Sedap
Berita Baru, Gresik – Ratusan warga Desa Sukomulyo, Kecamatan Manyar, Gresik yang tergabung dalam Forum Komunikasi Warga Desa Sukomulyo (FKWDS) menggelar aksi di depan pabrik Mie Sedap, mereka membawa sejumlah tuntutan, diantaranya menuntut agar pihak perusahaan yang bergerak dibidang pengelolaan makanan dan minuman dibawah naungan PT. KAS tersebut memberikan prioritas bagi warga Desa Sukomulyo dalam hal pengangkatan karyawan. Pasalnya, banyak warga wilayah ring 1 itu yang telah bekerja selama 7 bahkan 10 tahun, namun hingga saat ini tak kunjung diangkat sebagai karyawan.
Selain itu, massa aksi juga menuntut agar pihak perusahaan memberikan prioritas warga Desa Sukomulyo terkait rekrutmen pekerja tanpa mempertimbangkan ijasah dan usia sesuai kebutuhan perusahaan. Sebab, sampai saat ini, baru 10 persen warga Desa Sukomulyo yang bekerja di PT KAS.
Padahal, pihak managemen peruahaan telah bersepakat dengan warga sejak 10 Maret 2004 terkait kemitraan kerja sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Warga menilai kesepakatan itu sudah lama diingkari oleh pihak perusahaan. Terhitung sejak 16 tahun hingga sekarang.
Koordinator Aksi, Su’udi Wafa mengatakan, warga kesal lantaran hasil kesepakatan pihak managemen dengan warga yang telah dilakukan selama puluhan tahun tidak diindahkan dan tidak dijalankan.
“Kami menuntut hak kami sebagai warga ring 1, kami tidak melarang perusahaan untuk menerima karyawan dari luar Gresik, tetapi jangan menganggap kami sebelah mata, tuntaskan persoalan hak ketenagakerjaan dan hak-hak yang lain,” ujar Su’udi.
Selama ini, lanjut Su’udi, warga desanya disamakan dengan warga yang lain saat melamar pekerjaan. Dimana lamaran kerja harus melalui outsourcing, tanpa diangkat langsung sebagai karyawan tetap.
“Jangan hanya memberi polusi, tetapi memberi solusi, jika sesuai kesepakatan, lamaran kerja untuk warga Sukomulyo langsung ke perusahaan tanpa melalui outsourcing. Tapi nyatanya diingkari. Kami disamakan dengan tenaga kerja dari dalam dan luar kota,” ungkapnya.
Hal senada diucapkan Bendahara FKWDS Syahrul Affan, menurutnya, lebih dari itu, warga semakin merasa dirugikan lantaran pihak outsorsing dalam ikut menentukan kos-kosan para tenaga kerja.
“Lebih dari itu, tempat kos milik warga Desa Sukomulyo juga sepi karena dari pihak outsourcing mengarahkan pekerjanya kos di desa lain,” keluhnya.
Syahrul menambahkan, meski perusahaan berada di wilayah desanya, namun keberadaannya dirasa kurang berdampak bagi warga sekitar. Mulai dari tidak dipenuhinya hak CSR hingga tempat kos yang justru diarahkan ke desa lain.
“Kami ini warga yang ada pas bersebelahan dengan perusahaan, tentu tiap hari kita ikut menjaga dan merasakan dampak polusi dan seterusnya, tetapi justru selama ini pihak perusahaan kami rasa belum begitu peduli dengan kami. Mulai dari tidak dipenuhinya hak CSR hingga tempat kos yang justru diarahkan ke desa lain,” ungkapnya.
Dalam aksi ini, massa aksi juga memblokade jalan dan melarang seluruh pekerja masuk kedalam perusahaan, sampai pihak perwakilan perusahaan hadir menemui untuk memberikan penjelasan.
Kepada massa aksi, pihak perwakilan perusahaan PT KAS Cendang Lesmono menawarkankan, pihaknya ingin membuka pintu mediasi dengan mempersilahkan perwakilan warga masuk ke perusahaan. Namun, warga menghendaki managemen keluar menemui mereka.
Sehingga, massa aksi pun bertahan sejak pagi hingga sore hari, selain melakukan orasi, massa aksi juga menggelar tahlil dan melantunkan sholawat didepan pintu gerbang pabrik Mie Sedap, hal ini dilakukan sebagai simbol matinya hati nurani pihak managemen perusahaan.