Survei SMRC: 65,5% Warga Optimis Kondisi Ekonomi Bakal Membaik
Berita Baru, Jakarta – Sebanyak 65,5% warga Indonesia optimis kondisi ekonomi di level rumah tangga maupun nasional akan membaik setahun ke depan, berdasarkan survei yang dirilis oleh Saiful Munjani Research and Consulting (SMRC) pada Selasa (19/10).
Survei bertema “Dua Tahun Kinerja Presiden Jokowi” ini dilakukan guna menilai berbagai kondisi dalam masyarakat, salah satunya mengenai kondisi ekonomi nasional dan rumah tangga. Melalui metode random sampling, didapatkan total 1.220 responden dan 981 responden yang diwawancarai pada 15 hingga 21 September 2021.
Dari survei mengenai kondisi ekonomi rumah tangga warga, didapatkan hasil bahwa 37% warga menilai kondisi ekonomi rumah tangganya lebih buruk dibandingkan tahun lalu, sementara 34% warga menilai lebih baik, dan 31,4% menjawab tidak ada perubahan.
“Trennya, sebelum ada wabah COVID-19 yakni Juni 2019, warga yang menilai kondisi ekonomi rumah tangga lebih baik ada 45,8%. Setelah ada wabah, sentimen positif itu turun menjadi 12,2% di bulan Oktober 2020 dan menguat pada September 2021 menjadi 31,4%,” jelas Sirojudin Abbas, Direktur Eksekutif SMRC.
Sementara itu, penilaian warga terhadap ekonomi nasioanl juga dipaparkan dalam hasil survei ini. Sebanyak 48,7% warga menilai kondisi ekonomi nasional sekarang lebih buruk atau jauh lebih buruk dibandingkan tahun lalu, sedangkan hanya 26% yang menilai lebih baik atau jauh lebih baik.
Tren penilaian terhadap ekonomi nasional ini cenderung negatif. Sebelum COVID-19 menular pada Juni 2019, warga yang menilai ekonomi nasional lebih baik atau jauh lebih baik berada pada angka 43,1%, namun setelah COVID-19 sentimen ini menurun menjadi 15,2% dan menguat kembali di bulan September 2021 menjadi 26%.
“Kondisi ekonomi nasional dan rumah tangga memang lebih buruk dibanding 2 tahun lalu sebelum ada wabah COVID-19, namun demikian sentimen positif warga atas kondisi ekonomi terlihat menguat dalam setahun terakhir. Namun dibanding dua tahun lalu sebelum pandemi yakni Juni 2019, kondisi ini masih belum pulih,” papar Sirojudin.
Persepsi kondisi ekonomi ke depan
Mengenai kondisi ekonomi rumah tangga dan nasional dalam setahun ke depan, responden SMRC menyatakan optimismenya terhadap pertumbuhan ekonomi mereka. Terlihat dari adanya 65,5% warga yang menilai ekonominya akan lebih baik atau jauh lebih baik, sementara sebanyak 9,1% masih pesimis.
Sedangkan terkait ekonomi nasional, sebanyak 59,4% masyarakat optimis kondisi ekonomi nasional setahun ke depan akan lebih baik, sedangkan 13,3% merasa pesimis. “Trennya mirip dengan optimisme ekonomi rumah tangga, ada peningkatan signifikan dari Oktober 2020 sampai September 2021, tapi masih di level lebih rendah dibanding posisi April 2019 sebelum pandemi,” imbuh Sirojudin.
Dari survei tersebut, pengamat ekonomi Aviliani menilai masih ada harapan baik melihat adanya optimisme dalam masyarakat sehingga pemerintah dianjurkan untuk menjalankan kebijakannya.
Menurut Aviliani, persepsi masyarakat adalah kunci. “Kalau (persepsinya) positif maka akan lebih mudah bagi pemerintah membuat kebijakan yang mengarah pada perbaikan. Kalau persepsinya negatif memang akan menjadi sulit, karena apapun kebijakan jadi tidak berjalan dengan baik,” ujarnya.
Ia menambahkan, pemerintah memiliki tugas untuk melakukan stabilisasi. Menurutnya, siklus krisis sudah tidak lagi 10 tahunan, melainkan 4 tahunan. “Sejak 2008, stabilitas sulit dicapai. Harus diperhatikan oleh pemerintah ke depan karena setelah COVID-19 akan banyak krisis baru. Dibutuhkan fleksibilitas dari kebijakan-kebijakan agar kita tetap stabil,” imbuh Aviliani.
Saksikan secara utuh rilsi SMRC melalui link berikut ini!