Soal Usulan Pembubaran Stafsus Milenial, Aktivis PMII Ini Nilai Gus Yaqut Berpikiran Sempit
Berita Baru, Jakarta – Pasca mundurnya dua orang Staf Khusus Milenial Presiden, Gus Yaqut yang juga merupakan Ketua Umum GP Ansor menilai barisan Stafsus Milenial lebih baik dibubarkan. Gus Yaqut menilai keberadaan mereka tidak memiliki faedah.
Menikapi usulan Gus Yaqut, Sekretaris Kaderisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Konawe, Nikson Alexander menilai Gus Yaqut terlalu berpikir sempit.
“Saya kira kita harus menghargai apa yang menjadi keputusan dua orang Stafsus Milenial yang telah memundurkan diri. Itu adalah bentuk pertanggungjawaban mereka dan sebagai konsekuensi atas kerjaan mereka yang dianggap salah. Bukan malah mengambil kesimpulan untuk membubarkan seperti apa yang disampaikam Gus Yaqut. Itu pikiran sempit,” ujarnya, Jum’at (01/05).
Nixon menilai keberadaan Stafsus Milenial sangat bermanfaat khususnya bagi generasi muda.
“Stafsus milenial menjadi pintu bagi anak-anak muda Indonesia untuk berkontribusi langsung pada negara. Membantu pemerintah dalam memberdayakan generasi milenial Indonesia, misalnya santri-santri. Apalagi di barisan itu ada gugus tugas pondok pesantren. Dan ada juga yang menangani pemberdayaan untuk saudara-saudara kita pemuda di timur,” ungkapnya.
Ia berharap kepada Gus Yaqut selaku ketua organisasi pemuda terbesar di Indonesia agar selalu memberi motivasi dan mengapresiasi pemuda yang ingin berkontribusi bagi negaranya rusbankinfo.ru
“Makanya saya sedikit heran kenapa Gus Yaqut berpikiran sesempit itu. Mungkin bisa jadi beliau terpapar radikalisme. Jadinya ngelihat masalah pakai kacamata kuda. Atau juga bisa jadi karena kebiasaan beliau teriak-teriak bubarkan, jadi kalau ada sedikit masalah, kesimpulannya selalu berujung bubarkan. Padahal Stafsus Milenial ini bukan FPI, lebih-lebih HTI,” tutupnya. [*]