Soal Polemik Pernyataan Cak Imin, Feti Lestari: Ishfah Abidal Aziz Harus Banyak Belajar dan Jangan Cari Muka
Berita Baru, Banten – Ketua DPAC PKB Carenang Kabupaten Serang, Feti Lestari merespons pernyataan yang dilontarkan oleh Staf Khusus Menteri Agama dan juga salah satu Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ishfah Abidal Aziz, alias Alex, pada Selasa 3 Mei kemarin. Feti menilai Alex tidak faham dan cari muka dihadapan Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf.
Menurutnya, pernyataan yang disampaikan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang mengatakan bahwa Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya tak punya pengaruh di PKB, telah ditafsirkan salah oleh Alex.
Dalam kacamata Alex, Cak Imin dinilai arogan dengan mengatakan bahwa Gus Yahya tak punya pengaruh di PKB dan sudah kehilangan akhlak komunikasi. Lebih fatal lagi, Alex justru membandingkan kontribusi PKB ke NU yang tidak sebanding dengan kontribusi NU kepada PKB.
Menurut Feti apa yang disampaikan Alex sangat kacau dalam memahami konteks pernyataan Cak Imin yang sedang membicarakan soliditas PKB tersebut. Merujuk berbagai hasil survey, semua menempatkan PKB sebagai partai politik dengan pemilih paling loyal.
“Jadi mestinya Alex paham konteks lah, ga mesti segitunya kalau mau cari muka di hadapan Ketum PBNU Gus Yahya. Apalagi sampai menyoal darmabhakti PKB ke NU, yang menurut saya sudah tidak usah dipertanyakan lagi,” tutur Feti.
Sementara itu, tambah Feti, terbukti jika PKB di bawah Cak Imin telah berhasil memperjuangkan dan menjadi inisiator UU Pesantren, Hari Santri dan lain-lain yg itu sangat besar dampak yang dirasakan oleh masyarakat NU.
“Kalau Alex sepengetahuan saya hanya bisa membangun narasi dan mencari posisi saja selama ini,” katanya.
“Jangan sampai ada anggapan, bahwa respons Alex terhadap Cak Imin tersebut, sebagai pelampiasan kekecewaan karena dirinya gagal jadi anggota dewan pada Pileg (Pemilihan Legislatif) 2019 yang lalu. Padahal kegagalan setiap orang dalam Pileg kan tidak harus dituduhkan karena kesalahan di luar dirinya,” sambung Feti.
Lebih lanjut lagi, Feti juga mengafirmasi pernyataan Cak Imin, bahwa kader PKB dari tingkat pusat hingga akar rumput memang benar-benar solid. Sekaligus membenarkan ketika Gus Yahya yang baru terpilih sebagai Ketum PBNU, pernah mengeluarkan pernyataan bahwa PBNU tidak akan menjadi corong PKB dan tidak boleh menjadi alat dari PKB.
“Sebagai kader PKB yang ada di akar rumput, saya merasakan bagaimana ghiroh perjuangan para kader begitu dahsyat. Bahkan ketika ada upaya-upaya yang hendak membentur-benturkan PKB dengan NU, kami selalu bisa menghadapinya dengan tenang. Mengapa bisa begitu, karena memang bagi kami selaku kader PKB, tidak mungkin menjadikan NU sebagai corong PKB apalagi jadi alat politik PKB”, timpal Feti.
“Bahkan, bagi kami selaku kader, PKB sejatinya merupakan corong bagi NU dalam bidang akidah ahlusunnah waljama’ah, sekaligus sebagai alat kepentingan dan kepanjangan tangan NU, dalam bidang siyasah (politik),” ujar Feti.
Hal tersebut, demikian lanjut Feti, selaras dengan tiga azas yang mendasari garis perjuangan PKB sejak didirikan.
“Pertama, azas assiyasatu juz-un min aj-zaisy syari’ah yang artinya politik adalah bagian dari syariah. Kedua, azas assiyasatu mabniyatun ‘ala ‘aqidatiha atau politik dibangun atas dasar ideologinya. Ketiga, azas assiyasatu istishlahu annas ila at thoriqi al munji dunyan wa ukhron, artinya politik adalah upaya untuk kemaslahatan bagi umat manusia menuju jalan yang menyelamatkan dunia dan akhirat,” tutup Feti.