Silang Sengkarut Bencana di Australia Seperti Kiamat
Berita Baru, Internasional – Musim panas yang melanda Australia dibarengi dengan berbagai fenomena seperti banjir bandang, hujan es di musim panas, asap beracun, badai debu dan kebakaran. Dilansir dari The Guardian, Minggu (26/1), situasi ini menggambarkan Australia seolah-olah berada di titik apokaliptik atau kiamat.
“Kapan wabah belalang akan tiba?” Canda seorang penduduk Sydney setelah mendengar laporan bahwa kotanya akan mengalami badai hujan es raksasa lagi pada Jumat sore, sehari setelah suhu berada di angka 40C dan kepulan asap beracun yang membuat orang tak bisa keluar dari rumah mereka.
Pada hari Rabu (22/1) banjir bandang melanda Melbourne akibat curah hujan yang tinggi. Sementara hanya berjarak 200 meter dari Melbourne, kobaran api menghancurkan desa dan komunitas-komunitas terpencil di wilayah itu.
Abu api dan lumpur tersapu ke sungai dan saluran air yang diperkirakan telah membunuh ratusan ribu ikan asli. Nyala api telah melumat tanah semak dan hutan belantara yang seharusnya menjadi daerah resapan air.
Usai di guyur hujan hebat, datanglah badai debu berwarna cokelat pekat bergulung-gulung melanda tanah kering di barat New South Wales pada hari itu.
Pada hari Kamis (23/1), bongkahan es sebesar bola golf menghujani Melborne dan Canberra di hari berikutnya. Di Canberra es seukuran bola golf itu telah meruntuhkan pepohonan dan merusak beberapa bangunan serta menambah jumlah kematian keanekaragaman hayati, salah satunya kelelawar.
Pada hari yang sama, tiga orang petugas pemadam dilaporkan meninggal karena pesawat waterbombing mereka jatuh. Korban secara keseluruhan berjumlah 32 orang sejak kebakaran bulan Oktober dan sebanyak satu miliar satu miliar hewan mati akibat bencana tersebut.
Jelas sekali, berbagai kejadian alam itu bermuara dari satu masalah berupa kebakaran hutan. Hingga saat ini api masih berkobar di bagian timur negara itu dan orang-orang terus tersedak oleh udara yang sarat partikel. Kabarnya, gelombang panas yang menyerang Australia Barat tampaknya akan menyebar ke pantai timur dan memicu kekhawatiran keadaan yang kian memburuk.
Orang-orang Australia saat ini sedang merenungi pertanyaan besar tentang bagaimana mereka akan membangun kembali? Jika satwa liar yang mati dan tanah yang porak-poranda dapat pulih kembali, apakah situasi ini akan mendorong pemerintah untuk melakukan kebijakan pada krisis iklim? Atau mereka hanya bangun setiap hari untuk memeriksa ramalan cuaca, indeks kualitas udara melalui aplikasi?
Orang-orang Australia akan bertanya: apa selanjutnya? Apa sekarang? Apa lagi?