Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Setelah Jeda 2 Tahun Karena COVID, International Green Week Berlin Kembali Digelar

Setelah Jeda 2 Tahun Karena COVID, International Green Week Berlin Kembali Digelar



Berita Baru, International – Setelah jeda selama dua tahun akibat COVID-19, International Green Week (IGW), pameran perdagangan pangan, pertanian, dan hortikultura terkemuka, kembali dibuka untuk pengunjung pada Jumat (20/1/23). Pameran ini akan berlangsung hingga 29 Januari mendatang.

IGW menyuguhkan gambaran pasar global untuk industri makanan dan “spesialisasi regional terbesar,” menurut pihak penyelenggara. Sekitar 1.400 peserta pameran dari 60 negara menyambut kurang lebih 300.000 pengunjung, 100.000 lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelum pandemi.

Setelah Jeda 2 Tahun Karena COVID, International Green Week Berlin Kembali Digelar
Doc. Xinhua

Acara tersebut merupakan “pameran terbaik untuk industri pertanian dan makanan,” kata Menteri Pertanian Jerman Cem Oezdemir dalam pidato pembukaannya, sebagaimana dikutip Xinhua News.

“Cara kita bersantap memiliki dampak signifikan pada hasil pertanian, cara produksinya, serta konsekuensinya bagi manusia, alam, dan iklim.”

Setelah Jeda 2 Tahun Karena COVID, International Green Week Berlin Kembali Digelar
Doc. Xinhua

World Wildlife Fund (WWF) mengungkap produksi pangan dan pakan menyebabkan hilangnya sekitar 70 persen keanekaragaman hayati dan 75 persen deforestasi. Selain itu, hampir sepertiga pasokan ikan dunia dinilai telah ditangkap secara berlebihan.

Membahas isu keberlanjutan, ketahanan pangan, dan aksi iklim, International Green Week Berlin akan mengadakan lebih dari 300 acara sampingan dengan sejumlah pakar politik, bisnis, dan sains, termasuk perwakilan tingkat tinggi dari organisasi internasional, seperti Bank Dunia dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

“Sorotan politik” dari pameran tersebut adalah Forum Global untuk Pangan dan Pertanian (Global Forum for Food and Agriculture) ke-15, menurut pihak penyelenggara.

Hingga Sabtu (21/1/23), sekitar 80 menteri pertanian nasional akan membahas respons global industri terhadap berbagai krisis dengan lebih dari 2.000 pakar.