Sejumlah Dubes Timur Tengah Apresiasi Gagasan Gus Dur dalam Haul ke-12
Berita Baru, Jakarta – Pada Haul ke-12 K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), sejumlah duta besar (Dubes) dari Timur Tengah menyampaikan rasa bangga atas pemikiran dan gagasan yang dibawa beliau.
Duta Besar Uni Emirat Arab Y.M. Abdulla Salem Al-Dhaheri mengatakan bahwa pemikiran Gus Dur tentang Islam moderat merupakan hal yang sesuai dengan nilai-nilai masyarakat di UEA.
“Saya bangga dengan gagasan dan pemikiran Gus Dur tentang Islam moderat, di mana gagasan tersebut sesuai dengan semangat nilai moderat masyarakat Uni Emirat Arab,” jelas Abulla Salem dalam sambutannya melalui video conference, Kamis (30/12).
Menurutnya, Gus Dur adalah sosok ulama yang dibutuhkan dunia saat ini untuk menyebarkan paham keagamaan yang damai dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
“Kita membutuhkan tokoh-tokoh agama (seperti Gus Dur) yang dapat menceritakan kepada dunia, bahwa Islam adalah agama yang damai dan menjunjung tinggi kemanusiaan,” terangnya.
Lebih lanjut, Dubes Yordania, Abdullah Suliman Abu Romman mengaku Gus Dur adalah teman baik bagi negara-negara di Arab.
“Gus Dur adalah salah seorang teman baik bagi negara-negara di Arab. Beliau belajar bahasa dan budaya Arab di Universitas Al-Azhar,” tuturnya.
Gus Dur, lanjut Abu Romman, merupakan salah satu tokoh ulama yang ia banggakan. “Gus Dur adalah salah satu ulama yang kami banggakan,” katanya.
Tidak hanya Abu Romman, Dubes Maroko Ouadia Benabdilah, pun merasa bangga dengan Gus Dur dan para pecintanya karena terus menghidupkan pemikiran, keteladanan moral, serta gagasan beliau.
“Saya juga bangga dengan para pecinta Gus Dur yang terus menghidupkan pemikiran, keteladanan moral, serta gagasan beliau.”
Sedangkan menurut Ashraf Mohammad Sultan, Dubes Mesir, Gus Dur adalah seorang pemimpin dan pemerhati seni sastra Mesir yang hebat. Gus Dur juga menjadi contoh yang luar biasa dalam penguatan hubungan diplomatik antara Mesir dan Indonesia.
“Bagi saya, Gus Dur adalah contoh yang luar biasa dalam penguatan hubungan diplomatik antara Mesir dan Indonesia. Beliau adalah seorang pemimpin Indonesia dan pemerhati seni sastra Mesir yang hebat,” tambahnya.
Penulis | Fathan Hifny Ghifary |
Editor | Yasmin |