Sebut Kementerian ESDM Sembunyikan AMDAL Bendungan Limbah Tailing Beracun PT DPM, JATAM: Pertaruhkan Ratusan Ribu Warga Dairi!
Berita Baru, Jakarta – Jaringan Advokasi Tambang Nasional (JATAM) Nasional melihat hingga saat ini Kementerian ESDM berupaya menyembunyikan dokumen AMDAL PT Dairi Prima Mineral (DPM) yang berencana membangun Tailing Storage Facility (TSF) atau bendungan penyimpanan limbah tailing beracun di hulu Desa Longkotan, Dusun Sopokomil, Kecamatan Silima Pungga-pungga, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.
“Warga Dairi juga tengah berjuang untuk meminta data AMDAL perusahaan dibuka untuk publik. Komisi Informasi Publik telah mengabulkan permintaan informasi warga Dairi, namun saat ini Kementerian ESDM tengah menghadangnya di pengadilan banding,” tulis JATAM Nasional dalam akun Instagram resminya @jatamnas, Jumat (8/4).
Atas dasar itu JATAM Nasional menegaskan, dokumen AMDAL yang disembunyikan Kementerian ESDM telah mempertaruhkan keselamatan ratusan ribu jiwa warga Dairi, lahan pertanian, sungai, serta sumber air bagi warga di bagian hilir. “Mari dukung warga Dairi dalam menghadang tambang demi mempertahankan keselamatan keluarga dan masa depan mereka,” tuturnya.
JATAM Nasional memperkirakan terdapat 11 desa dan 57 dusun yang berpotensi besar terimbas jika pembangunan bendungan limbah tailing beracun itu terus dipaksakan. “Ratusan ribu warga itu tersebar di Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara sampai ke laut Aceh Singkil, Provinsi Nanggroe Aceh,” urainya.
JATAM Nasional juga menjelaskan, Ahli Geologi AS, Dr. Richard Meehan yang berpuluh tahun berpengalaman di bidang stabilitas bendungan di zona gempa, seorang ahli Teknik Sipil dan Pembangunan Dam/Bendungan Internasional, memiliki kekhawatiran yang besar terhadap bendungan tailing (TSF) PT DPM.
“Richard menyimpulkan bahwa bendungan tailing atau limbah tambang akan memiliki risiko tinggi runtuh karena berada di atas struktur tanah yang tidak stabil karena terbentuk dari Toba Tuff, berada di daerah dengan curah hujan tinggi,” ujarnya.
Bahkan, menurut JATAM Nasional, lokasi bendungan yang diusulkan juga merupakan zona dengan gempa paling aktif di dunia, serta dekat dengan jalur patahan yang telah memicu tsunami Boxing Day tahun 2004. “Memori kekhawatiran warga juga beralasan jika belajar pada kejadian jebolnya Dam Tailing Tambang Vale di Brazil tahun yang menewaskan 270 orang, tahun 2018 silam,” pungkas JATAM Nasional. (mkr)