Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pilot Project Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar didampingi Istri Umi Lilik Nasriyah dan Bupati Bandung Dadang Supriatna Dirjen PEID Harlina Sulistyorini mengunjungi BUMdes Waluya Balarea di Desa Nagrak, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (22/1/2022).

Sebagai Pilot Project Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan, Gus Halim: BUM Desa Bersama Waluya Balarea Harus Berhasil



Berita Baru, Bandung – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar meminta BUM Desa Bersama Waluya Balarea untuk benar-benar mengelola peternakan secara komprehensif, berkelanjutan serta terintegrasi dari hulu ke hilir. Sebagai 1 dari 7 pilot project, keberhasilan Program Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan oleh BUM Desa Bersama Waluya Balarea akan direplikasi oleh desa-desa lainnya.

“Ini merupakan 1 dari 7 Pilot Project Program Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan di Kabupaten Bandung. Konsepnya adalah berkelanjutan, karena itu harus betul-betul ditangani secara serius dan tidak boleh sporadis serta tidak boleh parsial. Makanya kita buat juga konsepnya terintegrasi dengan desa-desa lainnya serta konsepnya full bantuan karena harus ada kemandirian,” kata Abdul Halim Iskandar saat mengunjungi Kawasan Agrowisata Peternakan Terpadu Berkelanjutan unit usaha Badan Usaha Milik Desa Bersama Waluya Balarea, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Sabtu (22/1/2022).

Gus Halim menjelaskan, Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan ini merupakan konsep peternakan komunal yang dikelola BUM Desa Bersama. Bentuknya adalah penggabungan beberapa komoditi unit usaha peternakan pada satu pasar di suatu daerah. Arahnya desa-desa yang berpotensi di sektor peternakan akan dikembangkan sebagai sentral-sentral penyedia daging baik daging sapi, kambing, ayam hingga pusat hortikultura.

Gus Halim juga berpandangan penguatan ketahanan pangan sudah sangat krusial, selain untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Desa, juga untuk mengantisipasi naiknya harga bahan pokok yang selama ini semakin membebani warga desa.

“Tujuannya jelas, selain untuk kesejahterakan masyarakat desa itu sendiri, minimal dapat menurunkan kebutuhan impor dengan meningkatkan ketahanan pangan khususnya pemenuhan kebutuhan daging dan swasembada daging sapi nasional. Kondisi sekarang, ketahanan pangan sudah sangat krusial.” ujarnya.

Di sela-sela kunjungannya, Gus Halim menyempatkan berkeliling serta memproyeksi potensi Kawasan Peternakan yang ada di sekitar Kecamatan Pacet. Gus Halim optimis keberadaan BUM Desa Bersama Waluya Balarea sebagai Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan, akan menyokong ketahanan pangan hewani terutama di kawasan Jawa Barat dan sekitarnya.

“Saya yakin dan saya optimis bahwa program ini akan berjalan dan salah satu contoh yang paling bagus ini bisa berasal dari Kabupaten Bandung. Targetnya sokong ketahanan pangan di Jawa Barat, sekaligus menjadi contoh sukses desa peternakan terpadu berkelanjutan,” ujarnya.

Sebagai Pilot Project Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan, Gus Halim: BUM Desa Bersama Waluya Balarea Harus Berhasil

Lebih lanjut, Gus Halim juga memproyeksikan BUM Desa Bersama ini akan memiliki pendapatan yang besar. Pasalnya, untuk peternakan ayam, jika sudah produktif dengan jumlah ayam sekitar 436 ekor akan mendapatkan keuntungan Rp7 juta perbulan.

“Belum lagi dengan Sapi, dengan modal sekarang yang dikeluarkan Rp160 juta untuk 10 ekor, nantinya akan menghasilkan sekitar Rp250 juta saat musim kurban. Belum lagi dari pupuk organiknya, bio urine, sayur mayurnya dan lainya. Insya allah akan memberikan satu harapan yang bagus utamanya untuk peningkatan gizi masyarakat,” katanya.

Sementara itu, Bupati Kabupaten Bandung Dadang Supriatna mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Bandung akan mensupport program-program yang bisa mengembangkan desa untuk menjadi lebih baik.

“Apalagi dengan program seperti ini, saya selaku bupati akan mensupport agar bisa juga mengembangkan kepada desa-desa yang lain. Tentunya dengan pentahelix yang turut juga melibatkan perguruan tinggi,” kata Dadang.

Suparman, Direktur BUM Desa Bersama Waluya Balarea yang juga merupakan Kepala Desa Nagrak mengatakan bahwa maksud pendirian BUM Desa Bersama ini untuk menumbuh kembangkan perekonomian Desa, meningkatkan sumber pendapatan asli Desa dan menyelenggarakan kemanfaatan umum. Kedepannya, ia berkomitmen akan terus kembangkan usaha bersama serta agrowisata.

“Bertujuan untuk meningkatkan perekonomian Desa, mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat dan meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi Desa, bisa juga nantinya kita akan bangun tempat berkemah untuk para pengunjung di kawasan yang berbukit-bukit ini. Nantinya, para pengunjung bisa menikmati alam dari atas bukit dipagi hari. Yang jelas, kita akan terus berupaya memanfaatkan potensi yang ada dikawasan agrowisata ini,” kata Suparman.

Sebagai informasi, BUM Desa Bersama Waluya Balarea yang dikunjungi ini melibatkan lima desa yang ada di Kecamatan Pacet yakni Desa Nagrak, Desa Cikawao, Desa Mandala Haji, Desa Tanjung Wangi, Desa Cipeujeuh. Dalam meningkatkan perekonomian desa, BUM Desa bersama ini menjalankan usaha dalam bidang Peternakan sapi potong/pedaging, pertanian, perdagangan dan usaha dalam bidang wisata.

Dalam kunjungan ini, Gus Halim yang didampingi bersama istri Lilik Umi Nashriyah juga turut hadir Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Kemendes PDTT Harlina Sulistyorini.