Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Rumah Lintas Agama Tekankan Pentingnya Menjaga Toleransi
Eunike Aprilia Siagian/Koordinator Divisi MSDM Rumah LIMA

Rumah Lintas Agama Tekankan Pentingnya Menjaga Toleransi



Berita Baru, Jakarta – Koordinator Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Rumah Lintas Agama Indonesia (Rumah LIMA) Eunike Aprilia Siagian menyampaikan bahwasanya toleransi antar umat beragama bukan hal yang baru, bahkan setiap agama menuturkan betapa pentingnya mewujudkan dan menjaga toleransi antar umat beragama.

Eunike Aprilia Siagian menyampaikan dari agama agama Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha, dan Konghucu semuanya mengajarkan toleransi.

Dalam agama Islam kata Eunike, Nabi Muhammad telah memberikan teladan berupa sikap toleransi yang tinggi terhadap orang-orang yang berbeda keyakinan dengannya.

“Dalam pandangan Kristen, toleransi sejati didasarkan pada kepedulian yang tulus terhadap orang lain. Itulah sebabnya, Yesus memberikan teladan berupa prinsip yang kuat dengan kasih yang besar. Jika kamu menilai pilihan seseorang sebagai keyakinan, perilaku, atau prinsip yang salah, maka itu adalah tanda kebencian. Toleransi juga bersifat netral dan memungkinkan adanya preferensi. Artinya, siapa pun tidak bisa menilai benar salahnya keyakinan, perilaku, atau prinsip hidup orang lain,” tutur Eunike.

Dalam agama Hindu, lanjut Eunike semua mahkluk adalah sama di mata Tuhan. Ajaran Hindu mengajarkan etika, budi pekerti, dan cinta kasih yang universal dalam membangun sikap toleransi beragama. Ajaran Hindu memandang bagaimanapun jalan yang ditempuh oleh manusia dalam usaha untuk memuja Tuhan adalah sah, selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri.

“Sedangkan dalam Buddhisme, selama 45 tahun berkhotbah, Sang Buddha telah mengajarkan toleransi beragama. Salah satunya melalui 4 sifat luhur (Brahma Vihara) yang terdiri atas metta (cinta kasih), karuna (welas asih), mudita (simpati), dan uppekha (keseimbangan batin). Keempat sifat luhur itulah yang menjadi dasar dari toleransi dalam Buddhisme,” terangnya.

“Dengan perbedaan di negara Indonesia, bukan dijadikan alasan untuk saling menyakiti dan menghakimi. Tapi justru harusnya mempersatukan seluruh warga negaranya sehingga terbentuklah Indonesia yang kuat dan unik karena keberagamannya. Oleh karena itu, jangan gunakan agama untuk saling menegasi, merendahkan, dan meniadakan satu dengan yang lain,” pungkas Eunike.