Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

drishyam
Sumber: Groupspaces

Review Film Thriller India ‘Drishyam’: Peliknya Pelecehan Seksual dan Ketimpangan Kelas



Berita Baru, Film – Nggak cuma menari di pohon dan menangisi cinta pertama, film India juga menyajikan genre thriller yang nggak main-main. Kali ini, mari berkenalan dengan Drishyam, film thriller India yang disanjung-sanjung berkat alur cerita, plot twist, dan sinematografinya yang berhasil membangun nuansa mencekam.

Sebelumnya, perlu kamu ketahui, Drishyam dirilis pertama kali tahun 2013 dalam bahasa Malayalam (India) dengan judul sama. Yang bakal kita obrolin ini Drishyam versi bahasa Hindi yang rilis pada 2015 lewat tangan sutradara Nishikant Kamat. Sayang, Nishikant meninggal dunia bulan Agustus 2020 lalu setelah berjuang melawan komplikasi masalah organ.

Apakah ada bedanya? Tentu beda. Pemain, bahasa, nuansa, banyak yang berbeda antara Drishyam berbahasa Hindi maupun Malayalam, sekalipun keduanya dari India. Di India sendiri, film ini sudah dibuat dalam versi bahasa Telugu, Kannada, Tamil, dan Sinhala. Drishyam juga menjadi film India pertama yang di-remake di China, dengan judul Sheep without a Shepherd (2019).

Penasaran kan, emang gimana sih ceritanya Drishyam ini?

Sekilas Pandang soal Drishyam

Hiduplah seorang pria yang bekerja sebagai penyedia layanan TV kabel di suatu daerah, bernama Vijay Salgaonkar (Ajay Devgan). Vijay yang lulusan kelas 4 SD itu beristrikan Nandini (Shirya Saran), dan memiliki dua anak perempuan bernama Anju (Ishita Dutta) dan Anu (Mrunal Jadhav). Satu yang khas dari Vijay, doi demen banget menonton film sembari menjaga toko bersama seorang karyawannya.

Awalnya keluarga sederhana ini hidup damai. Namun semuanya berubah ketika seorang kawan lelaki Anju bernama Saamer (Rishab Chadha) merekam Anju diam-diam saat sedang ganti baju di kamar mandi.

Nggak sampai di situ, Saamer bahkan menggunakan video rekaman itu untuk memaksa Anju memenuhi permintaannya. Anju disuruh datang ke belakang rumahnya sendirian, pada pukul 11 malam. Jika Anju menolak, maka Saamer akan menyebar video itu. Tentu saja itu pilihan pelik: menolak datang maka videonya tersebar, keluarganya dihina, masa depannya terancam.

Kalau ia datang, Saamer bakal melecehkannya. Benar saja, Anju mengiyakan permintaan Saamer. Ketika Saamer mendekatinya, Anju tidak sengaja memukul Saamer. Dan ternyata, pukulan itu membuat Saamer tewas.

Mengetahui hal itu, Vijay segera menyusun strategi guna menjaga keluarganya dari jeratan polisi. Memanfaatkan apa yang ia tonton selama ini, Vijay membangun narasi untuk menunjukkan bahwa keluarganya tak tahu apa-apa dan tak bersalah. Ia juga menggagas taktik untuk mengurus mayat Saamer.

Yang ia tak tahu, Saamer adalah anak seorang kepala polisi bernama Meera Deshmukh (Tabu). Apakah Vijay mampu menjaga dirinya dan keluarganya dari penyelidikan Meera, ibu Saamer sendiri?

Review Drishyam

Ini merupakan salah satu film India yang bikin kamu ngos-ngosan ketika menontonnya. Seru, bikin penasaran, sekaligus membuatmu butuh waktu untuk jeda barang satu-dua menit untuk menarik nafas atau minum air putih. Drishyam begitu intensdan gloomy. Hampir tak ada ampun.  

Kebanyakan penonton akan bilang bahwa Drisyam adalah film tentang perjuangan seorang ayah melindungi keluarganya dari jerat penjara. Padahal, masalah dalam film ini muncul ketika Saamer melecehkan Anju. Artinya, lebih jauh, film ini bicara soal bagaimana pelecehan seksual kian pelik ketika dihadapkan dengan gap kelas, dalam hal ini keluarga Vijay berhadapan dengan keluarga Meera.

Mudah sekali bagi Saamer untuk mengancam akan menyebarkan video Anju. Ia putra seorang polisi yang berpengaruh, sedang Anju adalah gadis sederhana, biasa, tanpa embel-embel kuasa.Dari film ini kita juga jadi bertanya, apakah bisa perempuan selamat dari jeratan hukum ketika ia tak sengaja membunuh pelaku yang akan melecehkannya, dalam rangka pembelaan diri?

Peran Vijay sebagai ayah Anju tentu krusial pula di sini. Keberadaan ayah yang melindungi dan berusaha keras memberdayakan keluarganya menghadapi hal-hal yang tak mereka harapkan juga sebuah poin utama. Karena, peran ayah, atau dalam hal ini laki-laki, terhadap diskriminasi berbasis jender atas perempuan adalah hal yang krusial untuk dibicarakan.