Restoran di China Manfaatkan Minyak Bekas dari Hotpot Diubah Jadi Bahan Bakar Jet
Berita Baru, Internasional – Di sebuah restoran hotpot yang ramai di Provinsi Sichuan, China barat daya, para pelayan menuangkan setiap panci minyak sisa ke dalam alat pemisah minyak-air berbentuk corong di dapur.
Minyak ini kemudian dikirim ke perusahaan-perusahaan energi, termasuk Neste Finlandia, PetroChina dan BP Inggris, untuk disuling menjadi bahan bakar mobil atau pesawat.
Mata rantai utama dalam rangkaian proses daur ulang ini adalah Sichuan Jinshang Environmental Protection Technology Company yang berbasis di Chengdu, ibu kota Provinsi Sichuan.
Perusahaan tersebut mengumpulkan dan memproses minyak sisa dari kota asal hotpot itu, hidangan terkenal yang menyajikan kaldu berminyak yang panas di atas meja yang kemudian digunakan untuk memasak daging dan sayuran.
Karena telah lama termasyhur dengan hotpot dan hidangan berminyak lainnya, Chengdu merupakan salah satu produsen minyak daur ulang terbesar di China.
Restoran Hotpot Qilin Pangge, salah satu favorit bagi penggemar lokal, melayani sekitar 1.000 pelanggan setiap hari pada saat jam sibuk dan mengumpulkan sekitar 100 hingga 150 kg minyak daur ulang setiap harinya.
Limbah dapur tersebut sepenuhnya didaur ulang oleh Jinshang.
Perusahaan teknologi lingkungan itu memproduksi lebih dari 100.000 ton minyak campuran grade industri dari minyak limbah daur ulang pada 2022. Produknya telah diekspor ke sejumlah negara, seperti Belanda, Prancis, Inggris, Jerman, Spanyol, dan Portugal.
Ye Bin, manajer umum Jinshang, menyimpan empat botol sampel minyak di mejanya, masing-masing berisi minyak limbah dapur, minyak campuran industri, biodiesel, dan kerosin bioaviasi. Warna minyak tersebut berkisar dari gelap ke terang.
“Kerosin bioaviasi daur ulang diharapkan dapat memberikan kontribusi penting bagi pengurangan emisi industri penerbangan global. Minyak ini aman dan berkelanjutan. Dibandingkan dengan bahan bakar aviasi tradisional, biofuel yang dipisahkan dari minyak limbah dapur memiliki pengurangan emisi maksimum lebih dari 80 persen,” kata Ye, sebagaimana dilansir dari Xinhua News.
Dia mengatakan Jinshang mulai mengekspor minyak limbah dapur ke perusahaan-perusahaan energi luar negeri pada 2015.
Dengan meningkatnya permintaan sumber daya hayati daur ulang di seluruh dunia, Jinshang kini memanfaatkan sekitar 70 hingga 80 persen minyak limbah dapur yang didaur ulang di Chengdu untuk produksi biodiesel dan minyak campuran grade industri. Perusahaan itu kemudian memasok produk-produk tersebut ke berbagai perusahaan energi.
Menurut Komisi Manajemen Perkotaan Chengdu, sektor layanan katering yang berkembang pesat di kota itu rata-rata menghasilkan sekitar 400 ton minyak limbah dapur per hari, level yang relatif tinggi di antara kota-kota tingkat pertama dan kedua di China.
“Tujuan pengembangan kami adalah untuk berpartisipasi langsung dalam produksi kerosin bioaviasi dan menjadi pemasok bahan bakar aviasi yang ramah lingkungan,” tutur Ye.