Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Referendum Australia: Apa yang Harus Kita Tahu

Referendum Australia: Apa yang Harus Kita Tahu



Berita Baru, Jakarta – Australia siap menggelar referendum pertamanya dalam 24 tahun. Referendum ini seperti jajak pendapat besar, dimana lebih dari 17 juta warga Australia akan diminta memberikan suara mereka. Tapi suaranya bukan untuk memilih pemimpin, melainkan untuk mengambil keputusan penting.

Pada tanggal 14 Oktober, warga akan diminta untuk menjawab satu pertanyaan penting. Pertanyaannya seperti ini: “Apakah Anda setuju jika Konstitusi diubah untuk mengakui Orang Asli Australia dengan membentuk kelompok konsultatif First Nations yang bisa bicara langsung dengan pemerintah?”

Ini adalah langkah penting karena ingin mengakui suku-suku asli Australia yang hidup di sana sejak lama. “Pada hari itu, setiap orang Australia punya kesempatan langka untuk menyatukan negara dan membuatnya lebih baik,” kata Perdana Menteri Anthony Albanese dikutip dari CNN pada Kamis (31/8/2023).

Tapi sejak tanggal referendum diumumkan, banyak kampanye yang berkata tidak setuju. Mereka mengirim pesan agar orang mendukung mereka, dengan harapan usulan itu akan ditolak.

Namun, pertanyaan ini sederhana: “Apakah Anda setuju jika Konstitusi diubah untuk mengakui Orang Asli Australia dengan membentuk Suara Pribumi dan Kepulauan Torres?” Kampanye ini membuat banyak orang berpikir dan berbicara, terutama di internet dan media.

Namun, agar usul ini diterima, diperlukan suara yang banyak dan tersebar luas: lebih dari 50% dari seluruh pemilih di Australia harus setuju, dan juga minimal 50% di sebagian besar wilayah. Ini bukan hanya di satu tempat, tetapi di banyak tempat di Australia.

Usul ini dianggap penting karena ingin mengakui suku-suku asli Australia. Mereka ingin membentuk kelompok yang bisa memberi saran tentang undang-undang yang berhubungan dengan mereka. Ada orang yang setuju dan ada juga yang tidak setuju.

Mereka yang setuju mengatakan ini bisa memperbaiki kesalahan yang terjadi dulu dan menghargai suku-suku asli setelah mengalami perlakuan tidak adil. Namun, ada juga yang tidak setuju dan mengatakan ini hanya akan bikin masalah baru.