Rapid Test Diutamakan bagi Warga yang Kontak dengan Pasien COVID-19
Berita Baru, Jakarta – Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo mengatakan telah mendapat izin dari Menteri Kesehatan saat rapat tingkat Menteri untuk melakukan rapid test.
“Tentunya targetnya adalah masyarakat luas, terutama mereka-mereka yang secara fisik telah mengalami kontak dengan pasien positif dan tentu ini menjadi prioritas utama. Kalau seluruh masyarakat harus mengikuti atau mendapatkan rapid test ini, mungkin juga akan sulit karena akan sangat banyak penduduk kita, jumlahnya 270 juta jiwa,” ujar Doni.
Untuk rumah sakit rujukan, Doni yang juga kepala BNPB mengatakan sementara ini ada tambahan 130 rumah sakit rujukan, untuk wilayah DKI ada 5 rumah sakit swasta yang siap menampung pasien dengan kapasitas mencapai 1000 unit.
“Demikian juga adanya tawaran dari sejumlah pengusaha, ya karena sekarang ini banyak hotel yang relatif kosong sehingga mereka juga karena kepeduliannya kepada negara, partisipasi masyarakat yang sangat tinggi dan mereka sudah menawarkan. Untuk itu nanti Tim dari Kesehatan kemudian juga sejumlah pihak lainnya, akan menilai kesiapan dari tempat-tempat tersebut,” kata Doni.
Terkait Wisma Atlet, menurut Doni, timnya sudah melakukan survei dan dalam waktu dekat akan bisa berfungsi dengan kapasitas sekitar 2.000 tempat tidur.
“Kemudian juga penyelenggara dari penanganan pasien yang ada di Wisma Atlet ini akan kita serahkan kepada satuan TNI gabungan. Ya tentunya TNI yang memiliki kualifikasi di bidang medis ya, baik dari angkatan darat; ada Puskes TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut dan juga Angkatan Udara di bawah kendali nanti dari Puskes TNI,” imbuhnya.
Menurut Doni, sesuai dengan arahan Presiden, pasien nanti rute dipastikan supaya para petugas juga harus dalam kondisi aman. ”Kemudian Bapak Menteri PUPR dan Bapak Menteri BUMN telah mengatur tower-tower yang digunakan untuk dukungan logistik dan juga untuk hospitality bagi para penyelenggaranya. Baik untuk unsur TNI dan juga sebagian dari Polri, serta tenaga medis lainnya,” ujarnya.
Sementara itu untuk Lab-lab yang jadi rujukan, menurut Doni, sudah ada 12 namun demikian apabila nanti kapasitas lab ini terbatas, Gugus Tugas akan memohon kembali kepada Menteri Kesehatan untuk ditambah, paling tidak ada sekitar total 40 lab pernah digunakan pada saat pandemi SARS yang lalu, tetapi tingkat kesiapannya perlu dicek ulang.