Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Putin Tuding Israel Ambil Tanah Palestina melalui Kekuatan Militer

Putin Tuding Israel Ambil Tanah Palestina melalui Kekuatan Militer



Berita Baru, Jakarta – Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengungkapkan pandangannya terhadap konflik Israel-Palestina di Pekan Energi Rusia di Moskow, Kamis (12/10/2023). Putin menyatakan bahwa Israel telah mengambil tanah Palestina, terutama melalui penggunaan kekuatan militer.

Putin menekankan pentingnya isu Palestina dan menyatakan bahwa masalah ini sangat mendalam di hati setiap individu yang menganut Islam. Dia merasa bahwa seluruh umat Muslim melihat konflik ini sebagai tindakan ketidakadilan yang mencapai tingkat yang tidak terpikirkan.

“Isu Palestina adalah inti dari setiap orang di kawasan ini (Timur Tengah). Ya, saya percaya bahwa dalam hati setiap orang yang memeluk Islam,” kata Putin dikutip dari Anadolu Agency, Jumat (13/10/2023).

“Segala sesuatu yang terjadi, tidak hanya sekarang, tetapi selama beberapa dekade, dianggap sebagai manifestasi dari Palestina. Ketidakadilan meningkat ke tingkat yang tidak terpikirkan,” tambahnya.

Putin juga mencatat bahwa gagasan mendirikan dua negara berdaulat merdeka, yaitu Israel dan Palestina, tidak berjalan dengan baik. Dia menilai bahwa keputusan tersebut hanya dilaksanakan sebagian.

“Selain itu, sebagian dari tanah yang selama ini dianggap oleh warga Palestina sebagai milik asli Palestina, diambil alih oleh Israel, pada waktu yang berbeda dan dengan cara yang berbeda, namun sebagian besar, tentu saja, dengan bantuan kekuatan militer,” ujar Putin.

Sementara itu, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, rencananya akan segera bertemu dengan Putin. Abbas dijadwalkan mengunjungi Rusia selama perang antara Israel dan kelompok militan Hamas masih berlangsung.

Konflik di Gaza yang telah berlangsung beberapa waktu ini telah mengakibatkan ratusan korban jiwa dan kondisi kritis di wilayah tersebut. Israel telah melakukan blokade total di Gaza dan terus melancarkan serangan udara intensif sebagai respons terhadap serangan roket Hamas.

Israel juga telah memanggil pasukan cadangan dan mengancam akan memberikan respons yang lebih kuat terhadap serangan dari Hamas. Meskipun operasi darat masih menjadi kemungkinan, keputusan akhir masih dalam pembahasan di tingkat kepemimpinan Israel.