Proyeksi Dana Alokasi PEN Tahun Ini Capai Rp553,09 T
Berita Baru, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, proyeksi dana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC PEN) 2021 akan naik menjadi Rp 553,09 triliun. Angka ini naik sekitar 36,93 persen dari kenaikan sebelumnya yang mencapai Rp 403,9 triliun.
Hal tersebut disampaikan Airlangga dalam acara Bisnis Indonesia Business Challenges 2021 “Akselerasi Pemulihan Ekonomi” yang diselenggarakan secara virtual, Selasa, 26 Januari 2021.
Realisasi PEN 2020 mencapai Rp 579,79 triliun yang capaiannya hanya 83,39 persen dari pagu Rp 695,2 triliun.
“Artinya pemerintah sudah melihat bahwa pemulihan ekonomi di tahun 2021 ini memerlukan support yang sama dengan tahun 2020, karena dilihat pandemi Covid-19 sampai dengan kita menyelesaikan vaksinasi yang selama satu tahun sebelum mencapai herd immunity,” kata Airlangga dikutip kanal Youtube Bisniscom, Selasa (26/1).
Airlangga menjelaskan proyeksi dana PEN terdiri dari pertama, untuk sektor kesehatan sebesar Rp 104,70 triliun di tahun 2021. Alokasi dana ini akan digunakan untuk pengadaan dan operasional vaksin Covid-19, sarana prasarana kesehatan, biaya klaim perawatan, insentif untuk nakes dan santunan kematian, serta bantuan iuran BPJS Kesehatan untuk PBPU/BP.
Kedua, perlindungan sosial sebesar Rp 150,96 triliun. Alokasi ini terdiri dari Program Harapan Keluarga (PHK), Kartu Sembako, Kartu Pra Kerja, BLT Dana Desa, Bansos Tunai, Subsidi Kuota terhadap jaringan internet, dan diskon listrik.
Ketiga, program prioritas lain sebesar Rp 141,36 triliun. Aliran ini digunakan untuk dukungan pariwisata, ketahanan pangan/food estate, pengembangan ICT, pinjaman daerah dan subsidi pinjaman daerah, padat karya K/L, kawasan industri Jawa Utara, dan program prioritas lainnya.
“Program prioritas lain yaitu terlahir dengan kementerian lembaga dan pemerintah daerah yang tahun kemarin adalah Rp 66,59 triliun ini dinaikan menjadi Rp 141,36 triliun. Terdiri dari dukungan pariwisata ini adalah sektor yang terkena paling depan yaitu hotel, restoran, cafe (horeca),” ujar Airlangga.
Keempat, untuk UMKM dan pembiayaan korporasi sebesar Rp 156,06 triliun terdiri dari subsidi KUR dan non-KUR, pinjaman loss limit UMKM dan korporasi, pembiayaan PEN, penempatan dana, hingga PMN kepada BUMN yang menjalankan penugasan (HK, ITDC, Pelindo III, KIW).