Poros Tengah Beijing Menjadi Sorotan Utama dalam Forum Budaya 2024 dengan Teknologi Digital
Berita Baru, Beijing – Dalam Forum Budaya Beijing 2024 yang belum lama ini ditutup pada 21 September lalu, Poros Tengah Beijing (Beijing Central Axis) menarik perhatian luas sebagai contoh utama tentang bagaimana teknologi digital dapat merevitalisasi dan melestarikan warisan budaya.
Dilansir dari laman Xinhua News pada Selasa (24/9/2024), forum tersebut mengusung tema “Memperdalam Pertukaran Budaya demi Mencapai Kemajuan Bersama” (Deepening Cultural Exchange to Achieve Common Progress), forum yang digelar di Beijing itu dihadiri oleh 800 lebih tamu dari China dan luar negeri. Dengan sejarah lebih dari 700 tahun, Poros Tengah Beijing merepresentasikan kenangan kota tersebut dan peradabannya yang kaya. Nilai warisan dan upaya pelestariannya menjadi topik pembahasan utama dalam forum tersebut.
Membentang sepanjang 7,8 km dari Gerbang Yongding di selatan hingga Menara Lonceng (Bell Tower) dan Menara Genderang (Drum Tower) di utara, Poros Tengah Beijing dibangun berdasarkan filosofi arsitektur kuno untuk menciptakan tata letak yang ideal bagi sebuah ibu kota. Pada Juli, Poros Tengah Beijing dicantumkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Pelestarian warisan budaya membutuhkan penghormatan terhadap sejarah dan juga semangat inovasi. Esensi budaya dari situs-situs warisan ini perlu diintegrasikan ke dalam kehidupan sehari-hari, meningkatkan kesejahteraan spiritual masyarakat, kata Sun Xinjun, sekretaris Partai di Distrik Dongcheng, Beijing.
Baik itu lonceng digital di Menara Lonceng dan Menara Genderang yang menggunakan cahaya dan bayangan untuk mengabadikan perjalanan waktu, maupun interpretasi kontemporer opera tradisional di Jalan Qianmen, Beijing menghadirkan warisan sejarahnya kepada masyarakat dalam bentuk-bentuk yang lebih dinamis dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk merasakan pesona warisan budaya melalui interaksi imersif.
Pencantuman Poros Tengah Beijing dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO membuka perspektif baru tentang warisan kota. Poros Tengah Beijing menunjukkan vitalitas abadi dari perencanaan kota secara tradisional, sementara kebijakan perlindungan warisan perkotaan harus mempertimbangkan evolusi kota yang dinamis dalam menanggapi kebutuhan yang berubah-ubah, demikian menurut Jad Tabet, Presiden Asosiasi Arsitek dan Insinyur Negara-Negara Arab.
Para peserta forum sepakat bahwa digitisasi merupakan cara efektif untuk merevitalisasi warisan budaya. Status Beijing sebagai pemimpin global dalam ekonomi digital dapat dimanfaatkan dengan menerapkan teknologi seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan kembaran digital (digital twin) untuk meningkatkan pelestarian dan transmisi Poros Tengah Beijing.
Raksasa teknologi China, Tencent, menciptakan kembali area warisan inti dari poros tengah dengan mikrokosmos digital yang mencakup sekitar 300.000 tanaman dan 2,2 juta bangunan. Melalui program mini seluler bernama Digital Central Axis, para pengguna dapat memulai perjalanan imersif di kawasan itu, yang dipandu oleh karakter virtual.
Secara khusus, program mini tersebut juga menyediakan platform untuk proyek Pengawas Digital (Digital Watchman), sebuah inisiatif konservasi urun daya (crowdsourced) yang inovatif yang diluncurkan pada Desember 2023. Hanya dengan memindai kode QR, memotret, dan mengunggah laporan inspeksi melalui program mini tersebut, masyarakat setempat dan pengunjung dapat menjadi warga pengawas, mencatat tanda-tanda penurunan atau kerusakan.
Perkembangan pesat teknologi digital menghadirkan peluang-peluang baru bagi pewarisan budaya. Proyek Digital Central Axis dari Tencent memainkan peran utama dalam pengajuan permohonan status Warisan Dunia Beijing, dengan digitisasi menjadi inovasi dan karakteristik penting dari pengajuan tersebut, kata Wakil Presiden Tencent Chen Juhong.
Sementara itu, menurut Roman Jeannaeu, ketua komite penyelenggara Sunny Side of the Doc, media audiovisual merupakan sarana ampuh untuk mempromosikan warisan budaya. Warisan budaya China yang luas dan beragam memiliki potensi eksposur global yang sangat besar. Dalam beberapa tahun ke depan, diharapkan akan ada lebih banyak karya dokumenter internasional yang berfokus pada Poros Tengah Beijing.