PMI Asal NTT Kembali ke Tanah Air Tanpa Organ Dalam Utuh
Berita Baru, Jakarta – Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mengungkapkan temuan yang mengkhawatirkan terkait kondisi fisik para pekerja migran Indonesia (PMI) asal Nusa Tenggara Timur (NTT) ketika mereka kembali ke Indonesia.
Sekretaris Utama BP2MI, Rinardi, melaporkan bahwa sebagian besar PMI asal NTT yang pulang ke Tanah Air dilaporkan tidak lagi memiliki organ dalam yang utuh.
“Kami sangat prihatin dengan temuan ini. Para pekerja migran kita yang berasal dari NTT pada saat pulang, baik dalam keadaan sehat maupun meninggal, rata-rata kehilangan satu ginjal,” ujar Rinardi dalam keterangannya pada Kamis (1/6/2023).
BP2MI belum dapat memastikan apakah para PMI ini menjadi korban perdagangan organ tubuh atau mereka dengan sengaja menjual ginjal mereka saat berada di luar negeri. Rinardi menjelaskan bahwa kejadian ini umumnya terjadi pada PMI asal NTT, sementara PMI dari daerah lain tidak mengalami kondisi serupa.
BP2MI telah melaporkan temuan ini kepada berbagai pihak yang berkepentingan, termasuk Menko Polhukam Mahfud MD, untuk segera mengambil tindakan. Sebagai langkah lanjutan, Presiden Joko Widodo telah mengundang semua komponen Satgas Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) ke Istana Negara pada Selasa (30/5).
Hasil pertemuan tersebut mencatat bahwa sebanyak 1.900 PMI meninggal di luar negeri dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. BP2MI rata-rata mengurus dua peti jenazah pekerja migran yang meninggal setiap harinya.
Mayoritas kematian PMI terjadi di Malaysia dan Timur Tengah, terutama di Arab Saudi. Laporan menunjukkan bahwa selama menjadi PMI, mereka mengalami penyiksaan dan dipaksa bekerja selama 20 jam atau lebih dalam sehari. Selain itu, tidak ada jaminan perlindungan asuransi kesehatan sejak keberangkatan mereka.
Rinardi menjelaskan, “Para pekerja migran ini berasal dari berbagai daerah, dan di antara mereka ada yang pulang dalam keadaan meninggal. Kebanyakan yang meninggal adalah mereka yang berangkat secara ilegal, termasuk yang mengalami kehilangan ginjal.”
BP2MI juga meminta peran aktif pemerintah daerah dalam melakukan pengawasan. Jumlah pekerja migran Indonesia di seluruh dunia yang tercatat oleh pemerintah baru mencakup separuh dari jumlah yang sebenarnya.
Menurut data Bank Dunia tahun 2017, terdapat 9 juta pekerja migran Indonesia yang bekerja di berbagai negara di seluruh dunia. Namun, yang tercatat secara resmi oleh pemerintah hanya sebanyak 4,7 juta orang. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat sekitar 4,3 juta pekerja migran Indonesia yang berangkat secara ilegal atau non-prosedural.