Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ilustrasi. Pembangunan pabrik gasifikasi batu bara di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, yang digagas oleh PT Bukit Asam Tbk, masuk ke dalam proyek PSN (Foto: Katadata)
Ilustrasi. Pembangunan pabrik gasifikasi batu bara di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, yang digagas oleh PT Bukit Asam Tbk, masuk ke dalam proyek PSN (Foto: Katadata)

Perusahaan AS Mundur dari PSN Jokowi di Tanjung Eni



Berita Baru, Jakarta – Air Products and Chemicals Inc, perusahaan asal Amerika Serikat, resmi mengundurkan diri dari Proyek Strategis Nasional (PSN) gasifikasi batu bara di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.

Keputusan ini diumumkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, yang menjelaskan bahwa salah satu alasan utama perusahaan tersebut hengkang adalah karena bisnis pengembangan di AS dinilai lebih menarik.

Arifin Tasrif mengatakan, “Air Products and Chemicals Inc memutuskan untuk mundur dari proyek gasifikasi batu bara di Indonesia karena pengembangan bisnis di AS lebih menarik daripada di Indonesia.”

Tidak hanya mengundurkan diri dari proyek Tanjung Enim, Air Products and Chemicals juga meninggalkan proyek hilirisasi batu bara lainnya di Indonesia. Pemerintah AS disebut-sebut menawarkan subsidi, terutama untuk proyek energi baru dan terbarukan (EBT), yang membuat pengembangan bisnis di AS lebih menguntungkan.

Meski kehilangan mitra dalam pengembangan proyek, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), yang menjadi inisiator proyek, tetap berkomitmen mendukung pemerintah dalam program hilirisasi batu bara. Corporate Secretary PTBA, Niko Chandra, menyatakan, “PTBA telah mengalokasikan cadangan batu bara khusus untuk proyek hilirisasi, sehingga kebutuhan batu bara untuk industri hilirisasi dapat terjamin.”

Proyek gasifikasi batu bara yang menjadi bagian dari PSN ini awalnya melibatkan PTBA, PT Pertamina (Persero), dan Air Products and Chemicals Inc dengan nilai investasi sekitar US$2,1 miliar. Proyek ini bertujuan untuk memproses batu bara menjadi dimethyl ether (DME) sebagai alternatif pengganti LPG, dengan pabrik gasifikasi yang mampu mengolah 6 juta ton batu bara per tahun.