Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pemilu AS
© AP Photo/Vincent Yu

Perlu Waspada, Korea Utara Punya Kemampuan Mengganggu Pemilu AS



Berita Baru, Internasional – Para ahli siber memperingatkan bahwa Korea Utara (Korut) dapat melancarkan serangan siber pada pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) yang dijadwalkan berlangsung pada 3 November 2020.

Dilansir dari Fox News, Sung-Yoon Lee, seorang profesor dari Kim Koo-Korea Foundation, menyebutkan bahwa Korut dapat menguji sejauh mana ia bisa menyerang dan sejauh mana serangan itu dapat merusak sistem pemilihan presiden AS.

Sung-Yoon Lee juga memuji kekuatan siber Korut merupakan salah satu kekuatan terbaik sedunia.

“Kemampuan dunia maya Korea Utara hanyalah salah satu yang terbaik di dunia … Akan mengejutkan jika Korut tidak menguji kemampuannya selama pemilihan,” catat Sung-Yoon Lee.

Sung-Yoon Lee mencatat bahwa AS sekarang memang menjadi ‘musuh utama’ dari Korut.

“Korut meningkatkan tekanan psikologis, tekanan politik pada musuh utamanya, Amerika Serikat. Jadi, ancaman terselubung dari kementerian luar negeri Korut tentang campur tangan dalam pemilihan AS mendatang … adalah semua bagian dari pertumbuhan buku pedoman strategis eskalasi yang akan diselingi oleh provokasi yang lebih serius, seperti ICBM atau bahkan uji coba nuklir,” komentar Sung-Yoon Lee.

Lebih lanjut, ia juga memperingatkan bahwa Korut akan mencoba untuk menjadi perhatian utama terhadap integritas pemilu AS.

Perlu Waspada, Korea Utara Punya Kemampuan Mengganggu Pemilu AS
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, Minggu, 30 Juni 2019. © AP PHOTO/SUSAN WALSH

Selain Sung-Yoon Lee, Zach Wamp selaku mantan anggota Partai Republik Tennessee dan saat ini menjabat sebagai ketua bersama kelompok bipartisan Issue One Reformers Caucus, tidak membiarkan Korut semena-mena.

“Kita tidak boleh membiakan Korut merasa lebih berani, ikut campur dalam sistem pemilihan AS, atau terang-terangan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB,” ujar Wamp.

Wamp juga memperingatkan bahwa meskipun sebagian besar tindakan Korut hanya merupakan gertakan, namun AS harus menanggapi ancaman kemungkinan adanya serangan dunia siber oleh Korut pada pemilihan AS ‘dengan serius.’

“Mereka bisa melakukannya, Anda tahu, dari sebuah bilik kecil di Korut karena teknologi. Jadi, hampir seperti pemotong kotak yang digunakan pada 9/11. Ini teknologi mentah. Kami tidak tahu apa yang bisa mereka lakukan, tetapi mereka benar-benar dapat mengacaukan ini lagi dalam siklus pemilihan ini. Jadi, kita harus sangat menyadari ancaman ini,” Wamp memperingatkan.

Pada kesempatan yang sama, Wamp juga memperingatkan bahwa memang Korut tidak bisa mempengaruhi hasil dari pemilihan presiden AS, namun Korut dapat mencerai-beraikan AS.

“Mereka dapat memisahkan kita satu sama lain, dan memberikan informasi yang salah [hoaks] yang menceraikan kita dan menyebabkan kita kehilangan kepercayaan dalam proses [pemilihan presiden],” tegas Wamp.

“Kami membutuhkan sumber daya, kami semua harus fokus pada pemilihan yang aman, terjamin, dan terbuka. Bagi saya, itulah yang memisahkan Amerika Serikat dari seluruh dunia, adalah kenyataan bahwa kami bebas memilih para pemimpin kami dan kemudian kami secara damai mentransfer kekuasaan, bahkan di tengah krisis. Kami melakukannya dalam Civil War dan Great Depression dan kami harus melakukannya lagi tahun ini,” simpul Wamp.

Ancaman Serangan Korut

Pernyataan dari Zach Wamp dan Sung-Yoon Lee itu muncul setelah Kwon Jong-gun, direktur jenderal untuk urusan AS di Kementerian Luar Negeri Korea Utara, memperingatkan Washington agar tidak ikut campur dalam hubungan antar-Korea jika ingin pemilihan presiden AS berjalan lancar.

“AS lebih baik menjaga lidah dan pikirannya untuk urusan internalnya terlebih dahulu jika tidak ingin mengalami [sesuatu] yang mengerikan. Akan baik tidak hanya untuk kepentingan AS tetapi juga untuk memudahkan pemilihan presiden mendatang,” Kwon Jong-gun memperingatkan, dilansir dari Sputnik.

Sementara itu, minggu lalu, Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Son-gwon berjanji untuk menyiapkan ‘kemampuan yang lebih kuat’ untuk menghadapi ancaman militer AS.

Ri Son-Gwon juga menambahkan bahwa pertemuan antara pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump tidak menunjukkan peningkatan yang baik dalam hubungan Pyongyang-Washington.