Pendukung LGBT Tidak Terima Jordan Henderson Pindah ke Liga Arab
Berita Baru, Sepakbola – Jordan Henderson memang belum menemui kejelasan mengenai masa depan klubnya. Di saat yang sama, pemain Liverpool itu santer dikabarkan mendapat tawaran yang fantastis dari Arab Saudi, yang ternyata, tawaran tersebut membuat pendukung LGBT di Inggris tidak terima.
Sebagai informasi, Jordan Henderson menarik minat dari Liga Arab Saudi. Al Ettifaq, yang ditangani eks gelandang Liverpool lainnya yakni Steven Gerrard, tertarik mendatangkannya.
Tak tanggung-tanggung, klub asal Dammam itu siap membayar Jordan Henderson dengan bayaran 700 ribu paun per pekan! Angka itu jauh di atas gajinya saat ini yang berada di kisaran 140 ribu paun seminggu.
Namun rupanya tawaran besar itu memicu sorotan terhadap Jordan Henderson. Bahkan salah satunya dari mantan pemain Liverpool Jermaine Pennant, yang terheran-heran dengan angka itu.
Sementara kritik lebih keras mengalir dari kalangan komunitas pendukung LGBT. Ini tak lepas dari posisi Henderson yang mendukung gerakan tersebut secara terbuka.
Ia dianggap ‘menggadaikan’ pandangannya hanya untuk mendapatkan gaji besar jika menerima tawaran dari Arab Saudi, yang tak memberikan tempat untuk LGBT. Tapi posisi Henderson dibela oleh legenda Liverpool Robbie Fowler.
“Gaji yang diperkirakan bakal diterima Jordan Henderson yang memicu kemarahan publik, dan seperti para pembaca reguler kolom ini akan tahu, saya enggak pernah bisa cukup memahami kenapa gaji para pesepakbola itu menjadi topik yang sensitif, sementara miliaran uang yang didapatkan para bankir enggak pernah dipertanyakan,” tulisnya dalam kolom di Mirror.
Buat Fowler sebenarnya wajar saja para pesepakbola mengikuti ke mana arah uang mengalir. Arab Saudi sedang punya proyek besar, dengan visi ke Piala Asia 2027 dan rencana menggelar Piala Dunia 2030.
Sementara uang besar terlibat, para pemain juga mendapatkan kesempatan untuk berkontribusi. Dalam kasus Henderson, ia belum tentu bisa mendapatkan kans yang sama jika bertahan di Inggris atau Eropa.
Fowler turut meyoroti kemunafikan Inggris, yang sebenarnya juga sudah kerap disebut memonopoli sepakbola. Sebab perputaran uang di Inggris amatlah besar.
“Kita semua bisa mempertanyakan kenapa ada dukungan uang itu di Liga Arab Saudi sekarang dan ya, memang ada uang yang digelontorkan dalam proyek besar ini,” sambungnya.
“Tapi apakah ada yang pernah mempertanyakan Premier League karena melakukan hal yang sama? Jelas enggak ada di Inggris, tapi saya bisa bilang ada pertanyaan itu di seluruh Eropa. Mereka merasa kompetisinya tak berjalan dengan adil.”