Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pemilu dan IKN Habiskan Rp417,2 Triliun Dana APBN di Semester I 2023

Pemilu dan IKN Habiskan Rp417,2 Triliun Dana APBN di Semester I 2023



Berita Baru, Jakarta – Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengungkapkan bahwa Pemilu 2024 dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara telah menghabiskan dana sebesar Rp417,2 triliun selama semester I tahun 2023.

Rincian belanja negara per Juni 2023 mencapai Rp1.255,7 triliun, dimana sebanyak Rp891,6 triliun merupakan belanja pemerintah pusat. Meskipun demikian, angka tersebut baru mencakup 39,7 persen dari total belanja yang dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2023.

“Dari belanja kementerian/lembaga (K/L) sebesar Rp417,2 triliun, hanya mencapai 41,7 persen dari target APBN 2023. Dari belanja K/L ini, terlihat bahwa belanja untuk persiapan pemilu, pembangunan IKN, dan pembangunan infrastruktur prioritas menjadi yang paling mencolok,” ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa pada Senin (24/7/2023).

Sementara itu, belanja non-K/L hingga semester I 2023 mencapai Rp474,4 triliun. Sri Mulyani menjelaskan bahwa jumlah tersebut baru mencapai 38,1 persen dari total target APBN 2023. Belanja non-K/L ini mencakup belanja yang langsung bermanfaat bagi masyarakat, seperti subsidi bahan bakar minyak (BBM), Kartu Prakerja, dan subsidi pupuk.

Di sisi lain, Sri Mulyani menegaskan bahwa penerimaan negara per Juni 2023 telah mencapai 57,2 persen atau setara dengan Rp1.407,9 triliun. Hal ini menyebabkan APBN mengalami surplus sebesar Rp152,3 triliun atau setara dengan 0,71 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

“Perlu diingat, APBN 2023 tetap dirancang dengan postur defisit, sehingga hingga pertengahan tahun, posisi positif ini memberikan keyakinan bahwa defisit tahun ini masih dapat terjaga, bahkan dapat ditekan. Bahkan, keseimbangan primer mencapai Rp368,2 triliun. Angka ini cukup besar, bahkan dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” tambah Sri Mulyani.

Sri Mulyani juga mencatat bahwa pendapatan negara mengalami pertumbuhan sebesar 5,4 persen secara tahunan (year on year/yoy).