Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pemerintah Giatkan Program Cegah Kriminalitas Anak

Pemerintah Giatkan Program Cegah Kriminalitas Anak



Berita Baru, Semarang – Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menyebut pemerintah terus menggiatkan program dan upaya untuk mencegah kriminalitas anak. Salah satunya melalui berbagai upaya kolaborasi dengan berbagai instansi.

“Dalam menghadapi masalah kriminalitas atau pengaruh buruk terhadap anak, memang sekarang pemerintah sudah menggiatkan berbagai program,” kata Wapres Ma’ruf Amin di Semarang, Minggu (23/7).

Hal itu Wapres tegaskan dalam acara Puncak Peringatan Hari Anak Nasional tahun 2023 bergajuk ‘Anak Terlindungi, Indonesia Maju’ dengan tagline #BeraniKarenaPeduli.

“Melalui Menteri Pemberdayaan Anak dan Perempuan, kerja sama dengan berbagai instansi, termasuk dengan pihak kepolisian, juga dengan pemerintah daerah (Pemda),” sebutnya.

Oleh karena itu Wapres Ma’ruf menekankan, peringatan Hari Anak menjadi momentum untuk lebih meningkatkan kegiatan seperti itu. Termasuk juga kerja sama dengan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia).

Wapres Ma’ruf juga memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah yang kota dan kabupatennya dianggap sudah layak anak. “Dengan daerah sayang anak atau memperlakukan anak dengan baik, itu juga usaha-usaha yang kita lakukan,” ungkap Wapres.

Dalam rangkaian Hari Anak Nasional 2023, Kementerian PPPA menganugerahi Penghargaan Kabupaten/Kota Layak Anak 2023 kepada 360 kabupaten/kota yang terdiri atas 19 Kategori Utama, 76 Kategori Nindya, 130 Kategori Madya, dan 135 Kategori Pratama.

Sementara Penghargaan Provinsi Layak Anak (Provila) diberikan kepada 14 provinsi yang telah melakukan upaya keras untuk menggerakkan kabupaten/kota di wilayahnya dalam mewujudkan kota layak anak.

“Begitu juga di perbatasan, di daerah kita juga pemerintah memperbaiki daerah-daerah perbatasan yang kita sebut 3T dan kita berikan berbagai fasilitas mulai dari jalan, pendidikan, sehingga mereka tidak dididik oleh negara tetangga,” tambah Wapres.

Hal tersebut dilakukan dengan baik, bukan hanya dengan memberikan fasilitas pendidikan tetapi juga infrastruktur.

“Sehingga kita itu jauh lebih baik dari perbatasan negara lain, baik di Timor Leste, Papua Nugini, kemudian di Kalimantan. Dulu iya kita tertinggal sehingga banyak anak kita sekolah ke negara lain, tetapi sekarang sudah diperbaiki bahkan hingga pasar-pasarnya,” ungkap Wapres.

Berdasarkan catatan Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) terdapat 2.302 kasus anak sebagai pelaku.

Sebanyak 838 kasus atau 36 persen diantaranya merupakan kejahatan pencurian, sedangkan 341 atau 15 persen diantaranya merupakan penyalahgunaan narkotika, serta 232 atau 10 persen lainnya merupakan penganiayaan.

Selanjutnya, tercatat sebanyak 153 kasus merupakan perilaku kriminal anak yang melibatkan senjata tajam atau bahan peledak, 173 kasus merupakan pencabulan atau pelecehan, 48 kasus merupakan pembunuhan, 26 kasus merupakan pemerkosaan, dan 491 kasus meliputi pornografi, penipuan, pengancaman dengan kekerasan, dan lain-lain.