Pembunuhan Fakhrizadeh: Penyerangan Dilakukan dengan Mengendalikan Senjata Jarak Jauh
Berita Baru, Internasional – Meski belum menunjukkan bukti, Iran lantang menuduh Israel melakukan serangan berujung kematian kepada Mohsen Fakhrizadeh, ilmuwan nuklir Iran.
Bersamaan dengan rundungan tudingan tersebut, Tel Aviv sendiri belum memberi keterangan apapun terkait tuduhan itu. Namun demikian, Israel menentang program nuklir Iran yang sedang dikerjakan oleh ilmuwan Fakhrizadeh.
Mengutip laporan pejabat pemerintah AS, seperti dilansir dari CNN, Israel telah mengatur dan merencanakan pembunuhan ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh pada 27 November.
Seperti dilansir dari Sputnik News, pejabat AS yang tidak mau disebut namanya itu juga menolak memberikan rincian terkait posisi AS, apakah memberikan dukungan dalam aksi penyerangan ini atau tidak.
Sumber CNN menambahkan bahwa AS berharap tidak ada serangan balasan oleh Iran terhadap pasukannya di wilayah tersebut, karena Teheran menyalahkan Tel Aviv atas insiden tersebut. Pejabat itu mengatakan bahwa Fakhrizadeh telah lama menjadi sasaran tembak Israel.
Laporan dari CNN muncul setelah sebelumnya The New York Times mengutip pejabat AS yang mengkonfirmasi tuduhan Iran atas keterlibatan Israel dalam pembunuhan itu.
Teheran sejauh ini belum memberikan bukti apa pun terkait klaim keterlibatan Tel Aviv dalam pembunuhan itu, tetapi PressTV Iran melaporkan bahwa pihak berwenang menemukan logo dan spesifikasi industri pertahanan Israel pada senjata yang diduga digunakan dalam serangan itu.
Beberapa laporan media Iran lainnya menyebut bahwa penyerangan dilakukan dengan cara mengendalikan senjata dari jarak jauh. Outlet media yang berbasis di AS, The Drive mengatakan bahwa varian SMASH Hopper buatan Israel digunakan dalam penyerangan itu.
Ia dapat dioperasikan secara otomatis dari jarak jauh dalam pembunuhan Fakhrizadeh. Smart Shooter, perusahaan yang memproduksi senjata tersebut, tidak berkomentar apapun.
Sebagai reaksi, Teheran berjanji akan membalas pembunuhan itu dengan balasan yang setimpal.
Fakhrizadeh, disebut mengerjakan program nuklir Iran semata-mata untuk tujuan damai. Sementara Tel Aviv, bagaimanapun mengklaim bahwa Iran berusaha mengembangkan senjata nuklirnya sendiri dan dilaporkan terlibat dalam serangkaian serangan terhadap situs nuklir dan ilmuwan negara itu meski tidak pernah mengakui atau menyangkal keterlibatannya.