Pembunuhan Fakhrizadeh, Bendera Israel: “Terimakasih Mossad”
Berita Baru, Internasional – Bendera Israel de ngan tylisan “Terima kasih, Mossad” terlihat berkibar di Teheran, saluran telegram Vahid melaporkan. Menurut informasi yang beredar, bendera itu dikibarkan di papan reklame di ibukota Iran. Belum ada informasi lebih jauh terkait siapa yang memasang bendera tersebut.
Mohsen Fakhrizadeh, ilmuwan yang dijuluki bapak program nuklir Iran dibunuh pada 27 November, saat dia sedang mengendarai mobil. Republik Islam mengklaim Israel berada di balik pembunuhan itu.
Bendera Israel tersebut seperti dilansir dari Sputnik News, ditemukan hampir dua minggu setelah otoritas Iran menyalahkan intelijen Israel serta kelompok politik yang diasingkan, Mujahidin Rakyat Iran, terlibat dalam pembunuhan ilmuwan nuklir terkemuka negara itu, Mohsen Fakhrizadeh. Tel Aviv belum memberikan komentar apapum terkait tuduhan tersebut, sementara Teheran telah lama mencurigai badan intelijen Israel Mossad berada di balik serangkaian pembunuhan ilmuwan Iran.
Beberapa pejabat AS tampaknya mengkonfirmasi hipotesis Iran, mengatakan bahwa ilmuwan itu dibunuh oleh intelijen Israel. Seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya kemudian mengatakan kepada The New York Times bahwa dunia harus “berterima kasih” kepada Tel Aviv atas pembunuhan Fakhrizadeh, menambahkan bahwa Israel akan terus bertindak untuk membatasi program nuklir Iran.
Mohsen Fakhrizadeh dianggap sebagai bapak program nuklir Iran. Komunitas internasional telah cemas terhadap pengembangan senjata nuklir Teheran selama bertahun-tahun, meskipun jaminan Republik Islam sebaliknya. Pada 2015, setelah bertahun-tahun negosiasi, Iran menandatangani Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) atau yang biasa disebut dengan kesepakatan nuklir Iran. Di bawah perjanjian yang ditandatangani oleh Inggris, China, Prancis, Jerman, Rusia, dan Amerika Serikat, Teheran mengekang program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi dan embargo senjata.
Donald Trump, yang menjabat pada tahun 2017 mengkritik keras JCPOA, menyebutnya sebagai kesepakatan terburuk yang pernah dinegosiasikan. Terlepas dari peringatan dan kritik dari penandatangan lain, Trump menarik Amerika Serikat dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018.
Pada tahun yang sama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim Iran sedang mengerjakan proyek rahasia untuk mendapatkan bom nuklir. Netanyahu menuduh bahwa Fakhrizadeh adalah kepala program tersebut dan mengatakan kepada audiensnya untuk “mengingat nama itu”.
Joe Biden, presiden terpilih AS 2020, sebelumnya mengisyaratkan bahwa dia bersedia menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran. Namun, sebuah laporan oleh outlet berita Axios mengatakan bahwa pemerintahan Trump bersedia mengambil tindakan mencegah Demokrat untuk bergabung kembali dengan kesepakatan tersebut. Menurut Axios, Trump ingin menenggelamkan Iran dalam sanksi sehingga lebih sulit bagi Biden untuk mencabutnya. Laporan oleh The Wall Street Journal juga menuduh bahwa Trump bahkan telah bertanya kepada penasihatnya tentang potensi serangan di situs nuklir Iran. Fakhrizadeh dibunuh hanya 11 hari setelah laporan WSJ.