PCINU Tiongkok Menggelar Seminar dan Bedah Buku di PBNU Jakarta
Beritabaru.co, Jakarta. – Pengurus Cabang Istimewa Nahdlotul Ulama (PCINU) Tiongkok menggelar Seminar dan Bedah Buku di PBNU di Jakarta Pusat, Rabu (17/7). Kegiatan tersebut mengupas tuntas isi buku yang berjudul Islam, Indonesia dan Cina: Pergumulan Santri Indonesia di Tiongkok.
Dalam sambutanya, Ketua Tanfidziyah PCNU Tiongkok, Nurwidianto menegaskan penyejarahan Islam di Tiongkok telah berurat dan berakar secara mendalam serta memiliki proses yang panjang. Sejak Awal, ujar Nurwidianto, Islam hadir dengan menawarkan kedamaian bagi seluruh alam.
“Islam di Tiongkok memiliki akar sejarah yang panjang, orang Tiongkok adalah cerminan masyarakat yang toleran, tengah-tengah dan setia menyebarkan kedamaian,” tuturnya dihadapan ratusan peserta seminar.
Pada 2016, Pemerintah Tiongkok menurut Nurwidianto, telah memberikan kebebasan beribadah, memberikan jaminan perlindungan pembangunan masjid-masjid. Sejumlah perlindungan tersebut diberikan melalui kebijakan kebijakan yang membuat islam berkembang seperti sekarang. Masyarakatnya memiliki moral keagamaan yang tinggi dan beradab sama sekali. Yang paling penting adalah mereka bukan penjajah.
Ia berharap, Perkembangan islam ke depan lebih baik dan lebih baik lagi. Sebagai akar kesejarahan Indonesia, Tiongkok harusnya menjadi barometer perkembangan islam secara kualitas mau pun kuantitas.
“Terutama dalam mengawal perdamaian dunia, Islam di Tiongkok wajib menjadi partner indonesia khususnya dan umumnya bagi dunia islam,” ucapnya.
Sejumlah tokoh dan pembicara hadir pada kegiatan tersebut, antara lain: Ketua PBNU KH Prof Sa’id Aqil Siroj, KH Imron Rosyadi Hamid, Mrs Wang Yu Xia, Soegeng Raharjo dan Iwan Santoso. [Anas]