Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pasien Miskin Meninggal setelah Ditolak Berobat di RSUD Raden Mattaher Jambi
Ilustrasi kematian (Foto: Istimewa)

Pasien Miskin Meninggal setelah Ditolak Berobat di RSUD Raden Mattaher Jambi



Berita Baru, Jakarta – Seorang pasien, Guntur Siahaan, menghembuskan nafas terakhirnya setelah diduga ditolak berobat lebih lanjut di RSUD Raden Mattaher Jambi karena tak mampu membayar biaya perawatan.

Keluarga korban mengadu ke DPRD Jambi untuk mengungkapkan kejadian tragis ini. Wiwik, menantu sang pasien, menjelaskan bahwa mertuanya datang ke RSUD pada malam hari karena merasa sakit yang parah di perut setelah menjalani operasi.

“Mertua saya datang sekitar jam 11 malam dan mendapatkan perawatan di IGD selama 2 jam, namun kemudian disuruh pulang karena tidak membawa Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dan tidak memiliki BPJS untuk membayar biaya perawatan di IGD,” ujar Wiwik dikutip dari CNNIndonesia.com, Jumat (4/8/2023).

Wiwik menambahkan bahwa mertuanya sebelumnya telah menjalani operasi pada tanggal 16 Juli 2023 dan pulang dari rumah sakit pada tanggal 26 Juli 2023. Namun, empat hari setelah pulang, kondisinya kembali memburuk dan harus dilarikan ke rumah sakit kembali. Di IGD, mertuanya diminta pulang karena tidak membawa SKTM, yang harus diurus di kampung halaman di Sarolangun oleh keluarga. Namun, kondisinya semakin memburuk, dan nyawanya tak tertolong lagi.

“Mertua saya harus pulang ke kampung di Sarolangun untuk mengurus SKTM, sedangkan dia saat itu berada di Jambi bersama kami. Karena disuruh pulang, nyawa mertua saya tidak tertolong,” ungkap Wiwik.

Tindakan RSUD Raden Mattaher Jambi menolak mertua Wiwik untuk berobat disesalkan oleh Gubernur Jambi, Al Haris. Mengetahui peristiwa ini, Al Haris langsung meninjau ke rumah sakit untuk mengetahui kejadian sebenarnya. Ia menyatakan bahwa tidak ada alasan bagi rumah sakit untuk menolak pasien, terlebih jika pasien berasal dari keluarga miskin.

“Kita pemerintah, rumah sakit umum harus melayani seluruh warga Jambi dari mana pun. Tidak ada alasan bagi rumah sakit kita untuk menolak pasien, kecuali pasien itu sendiri yang meminta pulang dengan surat pernyataan,” kata Al Haris.

Gubernur Jambi merasa menyesal atas kejadian tragis tersebut dan berjanji untuk memastikan pelayanan kesehatan lebih maksimal kepada masyarakat, terutama yang membutuhkan perhatian lebih seperti keluarga miskin.