Pasca Anggaran Pertahanan Naik, Taiwan Langsung Peringatkan Pesawat China yang Memasuki Wilayahnya
Berita Baru, Taipe – Sehari setalah anggaran militernya naik, Angkatan Udara Taiwan langsung bergegas memperingatkan 10 pesawat China yang memasuki zona pertahanan udaranya, kata kata kementerian pertahanan Taiwan.
“Misi China terbaru melibatkan enam pesawat tempur J-16 dan dua J-11 bersama dengan satu pesawat anti-kapal selam dan satu pesawat pengintai,” kata kementerian Taiwan pada hari Jumat (17/9).
Menanggapi hal itu, Taiwan mengirim pesawat tempur untuk memperingatkan pesawat China, sementara sistem rudal dikerahkan untuk memantau pergerakan pesawat China tersebut.
Pesawat-pesawat tempur China itu terbang di daerah yang dekat dengan Pulau Pratas yang merupakan zona yang dikuasai Taiwan. Sementara pesawat anti-kapal selam dan pengintai terbang ke Selat Bashi yang memisahkan Taiwan dari Filipina.
China mengkonfirmasi hal tersebut pada Sabtu (18/9) melalui juru bicara Komando Teater Timur China dalam sebuah pernyataan.
“Kapal perang, pesawat peringatan dini, dan pembom dikerahkan pada hari Jumat dalam patroli dan latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tempur gabungan militer China di daerah itu,” katanya.
Di samping itu, insiden itu juga bertepatan dengan transitnya kapal perusak AS di Selat Taiwan pada hari Jumat, yang oleh Angkatan Laut AS disebut sebagai jalur ‘rutin’ melalui perairan internasional.
Komando Teater Timur, yang mengawasi militer China di China timur, mengatakan pada hari Sabtu dalam sebuah pernyataan terpisah bahwa USS Barry dipantau di seluruh jalurnya.
Insiden itu terjadi sehari setelah Taiwan mengusulkan untuk meningkatkan pengeluaran militer sebesar $8,7 miliar selama lima tahun ke depan, termasuk pembelian rudal baru.
Usulan itu muncul saat Taiwan dihadapkan pada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan senjata dalam menghadapi “ancaman serius” dari China.
Berbicara pada hari Jumat, Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang mengatakan pemerintah harus menanggapi ancaman dari China dengan serius.
“Komunis China berkomplot melawan kami terus-menerus,” katanya, dilansir dari Al Jazeera.
Pengeluaran pertahanan Taiwan “didasarkan pada menjaga kedaulatan nasional, keamanan nasional, dan keamanan nasional. Kita tidak boleh santai. Kita harus memiliki persiapan terbaik agar tidak terjadi perang,” tambahnya.
Pada gilirannya, pada hari Jumat (18/9), Pemerintah China mengkritik Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu, bahwa Taiwan adalah “benteng laut” yang menghalangi ekspansi China ke Pasifik.
“Tujuan Wu adalah untuk menipu opini publik, untuk mengikat dan berkolusi dengan pasukan asing anti-China”, kata Kantor Urusan Taiwan China dalam sebuah pernyataan.