Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Para Petani Simalingkar dan Sei Mencirim Kembali Gelar Aksi di Depan Istana
Foto: Istimewa

Para Petani Simalingkar dan Sei Mencirim Kembali Gelar Aksi di Depan Istana



Berita Baru, Jakarta — Ratusan petani dari Desa Simalingkar dan Sei Mencirim kembali menggelar aksi dan menggeruduk Istana Merdeka di Jakarta, Rabu (26/8).

Para petani yang merupakan bagian dari Serikat Petani Simalingkar Bersatu (SPSB) dan Serikat Tani Mencirim Bersatu (STMB) itu tergabung dalam Gerbang Tani mulai bergerak dari Kantor YTKI Gatot Subroto, Jakarta Selatan, menuju Istana Negara.

Dewan Pembina SPSB sekaligus Koordinator Aksi Gerbang Tani, Aris Wiyono menjelaskan bahwa pihaknya tetap kembali melakukan demonstrasi menuntut hak atas tempat tinggal dan lahan petani yang dirampas perusahaan plat merah PTPN II hingga tuntutannya dipenuhi.

Menurutnya, negara harus hadir dalam memberikan kepastian hukum dan keadilan bagi petani Simalingkar dan Sei Mencirim, Sumatera Utara.

“Kami Serikat Petani Simalingkar Bersatu (SPSB) dan Serikat Tani Mencirim Bersatu (STMB) kembali menggelar aksi. Negara wajib hadir dalam memastikan kepastian hukum dan keadilan bagi petani,” tegasnya.

Sementara itu, saat aksi pada hari Senin (24/8) kemarin, para petani dijanjikan oleh utusan Istana yang diwakili oleh Deputi IV KSP bahwa tuntutan mereka akan diselesaikan dalam dua hari.

Ratusan petani ini telah berjalan kaki selama 41 hari dari Medan, Sumatera Utara menuju Jakarta. Total mereka telah menempuh jarak 1800 km dan tiba di Jakarta pada 8 Agustus lalu.

Ketika di Jakarta, ratusan petani ini mencari keadilan dengan melakukan audiensi ke Kementerian BUMN hingga Kementerian ATR/BPN.

Upaya penyelesaian konflik agraria sejak puluhan tahun lalu diperjuangkan itu tidak pernah membuahkan hasil, mulai tingkat kabupaten hingga provinsi.

Hari ini mereka kembali berharap kepada kepala negara agar konflik antara petani dua desa dengan PTPN II ini terjadi di atas tanah seluas 1.704 hektare dengan rincian 854 hektare terjadi di Desa Simalingkar dan 850 hektare di Desa Simencirim bisa diselesaikan.