Pangkalan Militer Asing Irak Diserang Rudal
Berita Baru, Internasional – Sebelumnya, pasukan koalisi diserang menggunakan rudal di di dekat kota Baghdad, di mana dua tentara Amerika Serikat (AS) dan seorang prajurit wanita Inggris tewas. Serangan itu kemudian mendorong pihak koalisi yang dipimpin oleh AS untuk melakukan serangan besar-besaran terhadap gerilyawan Syiah setempat.
Mengutip sumber-sumber militer, kantor berita AFP melaporkan bahwa sebuah pangkalan militer di Irak yang menampung pasukan asing diserang menggunakan rudal.
Menurut militer Irak, pada hari Senin (16/3) malam, serangkaian rudal menghantam pangkalan Besmaya yang terletak di selatan ibukota Baghdad. Pangkalan militer Besmaya sendiri merupakan tuan rumah bagi pasukan Spanyol yang dipimpin AS serta pasukan pelatihan NATO. Pasukan Spanyol datang sebagai bagian upaya untuk membantu melawan organisasi Daesh.
Organisasi Daesh sendiri biasa dikenal dengan ISIL atau ISIS atau IS atau Negara Islam. Organisasi Daesh merupakan organisasi teroris yang dilarang di Rusia.
Jumlah korban atau kerusakan yang diakibatkan oleh serangan belum diketahui.
Terkait serangan ini, pasukan koalisi dilaporkan menarik diri dari beberapa pangkalan ke pangkalan yang lebih kecil di Irak setelah serangan roket terhadap mereka.
Menurut pernyataan yang dikutip oleh CNN, pangkalan Besmaya akan tetap di bawah kendali Irak dan koalisi akan terus mempertahankan fasilitas tersebut.
Pada pekan sebelumnya, tepatnya pada Kamis (12/3) malam, pesawat AS menyerang lima fasilitas penyimpanan senjata canggih di Irak milik milisi yang didukung Iran Kataib Hezbollah. Amerika Serikat menyalahkan milisi atas serangan roket tanggal 11 Maret ke Kamp Taji di Irak yang menewaskan dua prajurit AS dan seorang Inggris.
Presiden Irak Barham Salih mengecam serangan 12 Maret yang dilakukan AS sebagai pelanggaran kedaulatan negara. Kementerian luar negeri negara Irak memanggil utusan AS ke Irak pada 13 Maret untuk menyerahkan catatan protes terhadap serangan tidak sah yang dilakukan di tanah Irak.
Sumber | Sputnik News |